Makam Penentang Kolonial Belanda di Antara Pepohonan Rimbun

Makam Penentang Kolonial Belanda di Antara Pepohonan Rimbun
0 Komentar

Selain itu terdapat pula pohon Nagasari yang sudah sangat langka, yang ada di area pemakaman Suryanegara. Selain di pemakaman Suryanegara, pohon Nagasari tumbuh di tempat pemakaman Gunung Sembung, Astana Gunungjati.
“Sebelumnya makam ini terbuka seperti makam padam umumnya. Namun, pada tahun 1973 makam Pangeran Suryanegara yang berdampingan dengan makam istrinya yakni Nyai Ambet Kasih yang keturunan Galuh itu dibuat cungkup (bangunan) dengan biaya dari seorang donator,” ujar Raden Lili Alida juru pelihara situs makam Pengeran Suryanegara.
Dijelaskan Raden Lili, sebagai seorang penentang kekuasaan Kolonial Belanda, Pangeran Suryanegara harus hidup di luar keraton. Dan ini tidak lain disebabkan pada masa itu keraton sudah ada dalam kontrol pemerintah kolonial Belanda.
Pada awalnya, Pangeran Suryanegara dimakamkan di Gunung Sembung, Desa Astana, Gunungjati. Pemindahan jasad dilakukan karena adanya keberatan pihak Keraton Kasepuhan. “Karena beliau ini orang sakti dan setelah bermunajat kepada Allah, Pangeran Suryanegara akhirnya dimakamkan dengan syarat tanah dan pohon yang sama seperti di Gunungjati. Nah, di tempat inilah (Wanacala, red) ditemukan tanah dan pohon yang sama,” pungkasnya. (*)

Laman:

1 2
0 Komentar