Masjid, Gereja, Pura, dan Vihara Hanya Dipisah Tembok

Masjid, Gereja, Pura, dan Vihara Hanya Dipisah Tembok
0 Komentar

Pilar kedua pendidikan. Baik itu pendidikan lingkungan atau formal. Karena tak sedikit dari sekolah-sekolah jenjang usia dini hingga menengah atas berkunjung. Tujuannya menimba pengalaman. Agar bisa membawa sekolah menjadi pusat pendidikan berbasis lingkungan yang sehat, bersih serta indah dipandang. Atau Sekolah Adiwiyata.
“Pilar ketiga lingkungan dan terakhir kesehatan. Ketika keduanya digabungkan, targetnya adalah angka harapan hidup menjadi lebih optimal,” tutur ketua RW dengan enam RT di bawahnya itu.
Konsep wisata gang, kata Agus, dimulai dari proklim lestari. Pengunjung –yang biasanya rombongan- diajak berkeliling ke setiap sudut gang rumah-rumah warga. Sambil berjalan, mulut berbincang. Mengedukasi wisatawan. Macam-macam materi yang biasa disampaikan Agus. Misalnya soal media tanam hidroponik yang juga telah dianggap bukan lagi sebagai hal baru.
Atau teknik pemilahan sampah. Penampungan sampah yang menghasilkan atau dikenal bank sampah. Mengurangi emisi gas dari efek rumah kaca. Program lubang resapan bipori, pemanenan air hujan, serta banyak hal yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
Terakhir, mereka diajak ke rumah-rumah ibadah tadi. Lingkungan yang masih asri, tak membuat Agus kehilangan percaya diri mengajak wisatawan tersebut. Karena tak perlu khawatir kepanasan. Meski kunjungan itu dilakukan siang bolong.
“Sampai dengan saat ini, kami masih sering menerima kunjungan. Baik dari instansi pemerintah dari luar kota atau kementerian lingkungan hidup dan kehutanan. Perusahaan-perusahaan di sekitar pun sama. Juga objek penelitian mahasiswa yang sedang menjalani tugas akhir. Alhamdulillah ini menjadi berkah bagi warga kami,” ungkap RW yang memiliki 162 kepala keluarga (KK) tersebut.
Program pendukung lain adalah Posyandu Remaja. Diisi kegiatan remaja setempat berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi posyandu. Dikatakan Agus, itu dilakukan untuk menciptakan generasi penerus yang berwawasan sesuai bidang yang ditekuni.
Sehingga RW 08 Merbabu Asih tak kekurangan generasi professional yang bertanggung jawab dan bermanfaat bagi khalayak. “Kami juga rutin panen hasil bumi dari sayur-mayur yang kita tanam. Dikelola warga sekitar untuk dimanfaatkan. Baik itu itu dijual atau dikonsumsi sendiri,” terangnya.

0 Komentar