Masjid yang dibangun 100 tahun lebih dulu dari Masjid Agung Sang Cipta Rasa tersebut tak habis dikunjungi pelancong. Lagi-lagi kedatangan mereka saat malam Jumat. Lebih banyak lagi saat Kliwon. “Mereka beriktikaf. Berdoa hingga larut malam. Tidak hanya warga Cirebon. Banyak juga dari luar kota,” tutur warga setempat Ratu Yani Martawijaya, Senin (27/9).
Selain ziarah, mahasiswa kerap berkunjung. Melakukan penelitian hingga memenuhi kewajiban tugas kuliah. “Tiap malam Jumat Kliwon, kami juga melakukan tawassulan,” sambung Ratu, yang merupakan putri dari almarhum Pangeran Urip Martawijaya, patih Keraton Kasepuhan pada masanya. Jamaah tawasulan sekitar 50 orang. Sudah delapan kali putaran berjalan. (*/bersambung)