Masuk Kelas, Siswa SDN 1 Cigadung Harus Jalani Protokol Kesehatan

Kbm-sdn1-cigadung
AWASI KETAT: Siswa SDN 1 Cigadung menjalani pemeriksaan suhu tubuh oleh gurunya sebelum masuk ke dalam kelas. Foto: Agus Panther/Radar Kuningan
0 Komentar

KUNINGAN – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kuningan sudah menginstruksikan Sekolah Dasar (SD) dan SMP untuk menggelar simulasi kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka mulai Senin (31/8) lalu. Instruksi simulasi KBM tatap muka itu langsung direspons oleh pengelola sekolah. Hasilnya, puluhan SD dan SMP sudah menggelar KBM tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Bahkan pihak sekolah mewajibkan para siswanya untuk membawa bekal dari rumahnya masing masing demi menghindari penyebaran Covid-19.
Dari 80 SD negeri dan swasta yang menggelar simulasi KBM tatap muka, SDN 1 Cigadung, Kecamatan Cigugur, bisa disebut menjadi contoh penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat. Setiap siswa yang akan masuk ke SDN 1 Cigadung harus menjalani protokol kesehatan. Seperti pengukuran suhu tubuh, memakai masker, cuci tangan dan pihak sekolah juga menyiapkan jalur untuk masuk dan ke luar sekolah yang berada tepat di pintu masuk sekolah. Mereka diarahkan oleh gurunya untuk mengantre mencuci tangan. Jarak siswa satu dengan yang lain dibatasi sekitar satu meter.
Usai mencuci tangan dan melalui pengukuran suhu badan, anak-anak diperbolehkan masuk ke ruang kelas. Namun sebelumnya, setiap siswa diwajibkan mengenakan masker saat akan berangkat ke sekolah. Siswa juga harus mengikuti alur masuk ke dalam kelasnya sesuai dengan rute yang sudah disiapkan oleh pihak sekolah. Rute ini dibuat supaya siswa tidak saling bersentuhan ketika akan masuk ke dalam kelas.
“Kami menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Dan kami juga membuat pagar pemisah di sekitar pintu gerbang bagi siswa yang masuk dan ke luar,” papar Kepala SDN I Cigadung Hj Tarsinah MPd kepada Radar, Rabu (2/9).
Tarsinah juga menuturkan, pihak sekolah saat akan memulai simulasi KBM tatap muka memberikan garis pembatas layaknya police line. Tujuannya menertibkan anak-anak saat memasuki ruang belajar. Sehingga bagi siswa kelas 1, 2 dan 3 memasuki jalur kiri sedangkan kelas 4,5 dan 6 memasuki jalur kanan.
“Siswa selanjutnya menuju tempat cuci tangan yang tersedia di halaman setiap kelas. Siswa akan dibimbing langsung oleh gurunya, supaya dapat mencuci tangan dengan benar,” terangnya.

0 Komentar