MELEJIT, PDB Indonesia Bisa Capai Rp5.000 Triliun di Tahun 2030, Salah Satunya Berkat AI

PDB Indonesia
PDB Indonesia bisa mencapai Rp5.000 triliun pada tahun 2030 mendatang. Ilustrasi: radarcirebon.id
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence saat ini kemajuannya sangat pesat. Hal tersebut ternyata mempengaruhi PDB sebuah negara salah satunya PDB Indonesia.

Pada tahun 2030 mendatang, Produk Domestik Bruto atau PDB Indonesia diperkirakan akan menembus Rp5.000 triliun.

Dari jumlah PDB Indonesia yang dipaparkan di atas, kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) akan memiliki kontribusi dari pendapatan tersebut.

Baca Juga:Timnas Indonesia U-17 Siap Lawan Ekuador, Tim Lawan Kalah Telak Saat Uji Coba, Berikut Jadwal LengkapnyaSiap 100 Persen, Pembukaan Piala Dunia U-17 Bakal Spesial dan Membanggakan, Simak Jadwalnya Disini

“Laporan Kearney tahun 2023 mencatat bahwa pemanfaatan AI diproyeksikan dapat berkontribusi pada PDB Indonesia sebesar US$ 366 miliar (Rp 5.819 triliun) pada tahun 2030,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo, Mira Tayyiba.

Dia menjelaskan pendapatan nilai ekonomi digital Indonesia terus meningkat. Laporan Google, Temasek, dan Bain&Co tahun lalu menyebutkan nilainya mencapai US$77 miliar (Rp1.224 triliun) yang meningkat dari US$41 miliar (Rp652 triliun) tahun 2019 lalu.

Meski membawa banyak keuntungan, Mira menyadari kecerdasan buatan juga tak lepas dari potensi buruk. Mengutip laporan Stanford University, terdapat peningkatan insiden soal AI mencapai 26 kali dalam kurun waktu 10 tahun.

“Meski demikian, pemanfaatan AI yang terus meningkat dan makin beragam kemudian turut memperbesar potensi penyalahgunaannya. Stanford University melaporkan bahwa sejak tahun 2012 hingga tahun 2022 terdapat peningkatan sejumlah 26 kali lipat insiden terkait AI,” kata Mira.

Salah satunya adalah penyebaran disinformasi yang ternyata dihasilkan dengan teknologi AI. Mira mengingatkan fakta ini harus jadi perhatian utama bagi semua pihak.

“Meningkatnya penyebaran disinformasi yang dihasilkan oleh AI juga perlu menjadi perhatian utama bagi semua pihak karena dapat disalah-gunakan untuk memanipulasi opini publik dan menyulut perselisihan, yang kemudian dapat menyebabkan gangguan maupun kekacauan dalam pelayanan publik, ketertiban sosial, maupun stabilitas ekonomi,” jelas dia.

Dalam kesempatan yang sama, Mira mengatakan pemerintah mengambil langkah dengan menyusun Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial untuk tahun 2020-2045.

Baca Juga:Perkiraan Cuaca Jumat 10 November 2023, Wilayah Cirebon Cerah Berawan, Waspada Hujan Disertai Angin KencangPiala Dunia U-17 Digelar Besok, Inilah Deratan Pemain Muda Calon Bintang Sepak Bola, Dari Indonesia Ada?

Dokumen tersebut berisi pentingnya pengembangan dan penerapan teknologi dengan etika dan kebijakan AI bisa disusun dan implementasi secara transparan, akuntabel dan adil.

“Ini berarti bahwa sistem AI harus dirancang agar transparan dalam proses pengambilan keputusannya, akuntabel atas tindakannya, dan adil dalam memperlakukan berbagai kelompok masyarakat,” pungkasnya.

0 Komentar