Pengendalian infeksi dan memutus mata rantai penyebaran virus, ternyata bukan saja dilakukan baru-baru ini saat wabah covid-19 mulai merebak. Upaya pencegahan sudah dilakukan sejak lama. Tim ini yang bertugas melakukannya.
APRIDISTA S RAMDHANI, Cirebon
INFECTION Prevention Control Nurse (IPCN) atau Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). Tim ini telah ada di Rumah Sakit Daerah Gunung Jati (RSDGJ) telah melakukan hal tersebut sejak 2015.
IPCN menjadi menjadi garda terdepan dalam pengendalian infeksi di rumah sakit. Mereka sudah dilatih dan disumpah untuk terus mengupayakan dan menekan angka infeksi nosocomial di rumah sakit.
Bagi rumah sakit yang sudah terakreditasi, hukumnya wajib mempunyai IPCN atau team PPI. Tenaga praktisi atau profesional ini, bekerja khusus di bidang infeksi atau berhubungan dengan infeksi. Khususnya yang terjadi akibat pemberian pelayanan kesehatan baik di rumah sakit maupun di pelayanan kesehatan lainnya.
“Orang berkunjung ke rumah sakit dengan tujuan mendapat kesembuhan bukan menambah penderitaan karena tertularnya infeksi. Baik bagi penderita, pengunjung ataupun petugas. Makanya itu harus ada pengendalian,” kata salah satu petugas IPCN RSDGJ, Nur Fatharo, kepada Radar Cirebon, Kamis (16/7).
Menurut petugas IPCN RSDGJ, Yogi Yana Rahman berbagai jenis penularan harus dihindari. Baik menularkan penyakit dari pasien satu ke lainnya. Dari pasien ke petugas, dan dari pasien ke pengunjung, atau bagkan dari pengunjung ke pasien atau petugas
Salah satu hal sederhana yang telah diterapkan sejak hadirnya IPCN RSDGJ yakni cuci tangan sebelum masuk rumah sakit, maupun setelah berkunjung dengan cairan antiseptic.
Hal ini semestinya dilakukan baik oleh petigas yang memegang pasien maupun pengunjung yang usai membesuk dan hendak meninggalkan rumah sakit. Cuci tangan ampuh mencegah penularan yang ditularkan melalui snetuhan tangan.
Untuk penularan yang ditularkan melalui pernafasan, disediakan masker, dan diajarkan cara batuk yang benar agar tidak menular pada yang lain. Yakni dengan cara batuk dengan menutupkan oleh bagian tangan dalam atau bila memiliki tissue dapat menggunakannya sebagai penutup.
“Di setiap tempat tidur pasien pun disediakan cairan antiseptik, hal ini kami selalu sosialisasikan pada pasien maupun pada pengunjung pembesuk pasien,” jelasnya.