Mengenang Dua Dasawarsa Reformasi

Kolase-Reformasi-1998
Beberapa tokoh penggerak reformasi dari Cirebon.
0 Komentar

Tiga hari di Jakarta, para aktivis asal Cirebon berbaur dengan ratusan ribu mahasiswa lain dari berbagai daerah di Tanah Air. Untuk komunikasi saat itu cukup sulit, karena masih jarang yang punya telepon seluler, sehingga sedapat mungkin mereka tidak boleh berpencar agar tidak tercecer dari rombongan. Walaupun pada praktiknya ada saja beberapa yang tercecer, apalagi ketika ada upaya pembubaran oleh aparat.
Puncaknya, setelah Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya, mereka merasa puas karena aspirasi tuntutan mahasiswa terbayar lunas. “Buat kita yang dari daerah, mendengar kabar rezim lengser sudsh sangat senang. Karena saya pribadi dan rekan-rekan aktivis Cirebon tidak ada kepentingan lain,” tandasnya.
Setelah itu, ratusan mahasiswa asal Cirebon kembali pulang dengan mencarter bus dan mengompreng kendaraan apa saja agar bisa kembali ke Cirebon. “Alhamdulillah, pas terakhirnya kita semua bisa kembali dengan selamat. Tidak ada yang tercecer, hilang, atau diculik,” imbuhnya.
SUDAH DULUAN DI JAKARTA
Mahasiswa Cirebon yang ikut berangkat ke Jakarta pada saat reformasi 1998, Naufal Fuad Hasyim turut mengungkapkan kesaksiannya. Bersama dengan mahasiswa Cirebon lainnya, Naufal ikut serta demontrasi.
Naufal mengungkapkan dirinya tidak sendiri berangkat ke Jakarta. “Ada sekitar 50 mahasiswa dari Cirebon yang berangkat ke Jakarta pada waktu itu,”ujarnya.
Menurut Naufal, puluhan mahasiswa Cirebon yang ikut demontrasi di Jakarta tidak berangkat secara bersamaan. “Kalau saya sendiri memang sudah berada di Jakarta sebelum tanggal 21, karena memang saat itu saya sudah sering ke Jakarta, lalu teman-teman mahasiswa Cirebon lainnya menyusul ada yang berangkat bersama dan terpisah,” ungkapnya.
Naufal mengungkapkan dirinya bersama mahasiswa Cirebon lainnya ikut bergabung berunjukrasa di Jakarta karena memang kondisi bangsa yang sudah cukup memprihatinkan. “Karena kita tahu sendiri pada waktu itu bagaimana kondisi bangsa yang sudah memprihatinkan dari segala hal, sehingga sudah saatnya mahasiswa bergerak,” katanya.
Saat itu, kata dia, ekonomi sangat terpuruk dan pemerintahan yang selalu mempraktekkan KKN. Kondisi hukum pada waktu itu benar-benar tidak berpihak kepada rakyat, praktek KKN dipraktekkan secara terang-terangan, dan ekonomi sangat terpuruk bahkan dolar menembus angka belasan ribu.

0 Komentar