Menghibur, Warga Cidahu Buat Portal Lauk Daun

plt bupati
HADIRI MUSRENBANG : Plt Bupati Indramayu H Taufik Hidayat SH MSi saat menghadiri kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang) RKPD Tahun 2021, di Aula Unwir Indramayu, Rabu (11/3). FOTO: UTOYO PRIE ACHDI/RADAR INDRAMAYU
0 Komentar

KUNINGAN – Kreativitas masyarakat untuk menghilangkan jenuh dengan isu virus corona, dibuat sedemikian rupa agar masyarakat sedikit terhibur. Seperti di Desa Cidahu Kecamatan Pasawahan, terpasang portal karantina wilayah parsial dengan tulisan “Lauk Daun”.
Salah seorang warga Cidahu Jhon Azis menjelaskan, tulisan Lauk Daun dalam spanduk yang terpasang di portal jalan desa, bukanlah ketidaksengajaan. Tulisan tersebut justru disengaja guna menggambarkan kondisi masyarakat di desa yang cukup kebingungan dengan banyaknya istilah yang muncul pada pandemi Covid-19 ini.
“Biar warga nggak panik juga dengan virus yang mewabah di hampir seluruh dunia. Warga 62+ ada aja yang bikin lucu, tapi memang bermanfaat. Terlebih sekarang banyak istilah yang muncul, di Sunda justru banyak yang menyebut istilah yang sebenarnya lockdown malah laukdaun,” jelas Jhon kepada Radar Kuningan, Rabu (8/4).
Jhon mengungkapkan, hingga saat ini pemerintah belum memutuskan untuk lockdown sebagai antisipasi penyebaran viros corona. Namun di desanya itu, justru telah melakukan hal yang kalimatnya mirip dengan lockdown, yakni lauk daun, dalam bahasa Sunda berarti ikan dan daun.
Lockdown belum ada, tapi di Desa Cidahu dengan siap dan sigap sudah ada lauk daun, artinya dalam bahasa Indonesia, ikan di dalam daun atau pepes ikan. Ada-ada saja memang, kreatif, tidak bikin panik, yang ada malah bikin senyum-senyum orang yang membacanya,” ungkap dia.
Jhon menyebut adanya pemasangan portal lauk daun di Cidahu terinspirasi dari banyaknya obrolan kaum ibu di desanya, yang menyebut lockdown dengan lauk daun. Hal itu tidak menjadi masalah, karena justru menghibur, dan sedikit menjaga imunitas masyarakat yang saat ini sedang resah dengan adanya wabah virus corona.
“Itu terinspirasi dari obrolan emak-emak. Kan sama pemerintah kita harus lauk daun katanya, padahal yang bener kan lockdown. Namanya orang kampung Kang, bahasa Inggrisnya pabeulit, jadi salah paham, yang harusnya lockdown tapi malah lauk daun,” sebutnya sambil tertawa.
Di luar itu, Jhon mengaku bangga karena masyarakat Desa Cidahu sangat kompak untuk berjibaku membuat kelompok sebagai gabungan antara aparat pemerintahan desa dengan seluruh elemen yang ada, termasuk dengan masyarakat. Kelompok ini bertugas untuk piket bergantian dalam rangka menangkal penyebaran virus corona ke desanya.

0 Komentar