Mengungkap Sejarah Stasiun Kadipaten, Simbol Transportasi di Masa Lalu

Mengungkap Sejarah Stasiun Kadipaten, Simbol Transportasi di Masa Lalu
Stasiun Kadipaten. Foto: infomajalengka.wordpress.com - radarcirebon.id
0 Komentar

RADARCIREBON.COM – Stasiun Kadipaten (KAD) adalah stasiun kereta api nonaktif yang terletak di Kadipaten, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Stasiun ini pernah menjadi bagian penting dari jaringan transportasi kereta api di Indonesia, khususnya di Jawa Barat.

Dikelola oleh Wilayah Aset III Cirebon, stasiun ini memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak akhir abad ke-19 dan telah mengalami berbagai perubahan selama beroperasi.

Baca Juga:Lowongan Kerja BUMN 2024: Peluang Emas untuk Karir Gemilang di Badan Usaha Milik NegaraResep Sambal Oncom Wangi, Pelengkap Sempurna untuk Nasi Hangat Anda

Sejarah Awal dan Pembangunan Stasiun Kadipaten

Stasiun Kadipaten dibuka pada 29 Desember 1901 oleh Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij, sebuah perusahaan kereta api Belanda yang juga dikenal sebagai SCS.

Stasiun ini dibangun dengan tujuan utama untuk mendukung aktivitas ekonomi di wilayah sekitarnya, terutama dalam mengangkut penumpang, hasil bumi, pedagang, dan ternak.

Peran stasiun ini dalam memfasilitasi transportasi di wilayah Cirebon dan sekitarnya menjadikannya pusat penting dalam jaringan transportasi rel di masa kolonial.

Stasiun Kadipaten awalnya dirancang dengan empat jalur yang memiliki fungsi berbeda-beda.

Jalur 1 terhubung ke gudang dan berakhir sebagai sepur badug setelah perlintasan sebidang, dengan tambahan percabangan menuju bekas Pabrik Gula Kadipaten.

Jalur 3 juga berfungsi sebagai sepur badug setelah perlintasan sebidang, yang kemungkinan besar digunakan untuk aktivitas langsiran.

Sementara itu, jalur 4 terhubung dengan turntable yang digunakan untuk memutar lokomotif, menunjukkan pentingnya stasiun ini dalam operasional kereta api pada masa itu.

Baca Juga:Tetap Segar! Sayuran Tahan Lama Meski Tak Disimpan di KulkasPetualangan Seru! Rute Motor dari Bandung ke Majalengka yang Wajib Dicoba

Selain fasilitas jalur kereta api, stasiun ini juga dilengkapi dengan dua rumah dinas yang berada di tenggara stasiun.

Salah satu rumah dinas ini kini digunakan sebagai Kantor Sub Den Pom III/3-5 Majalengka, sementara rumah dinas lainnya masih ada namun sebagian tertutup oleh bangunan baru.

Kemunduran dan Penutupan

Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan pola transportasi di Indonesia, peran Stasiun Kadipaten mulai menurun.

Pada tahun 1978, jalur kereta api yang melintasi stasiun ini dinonaktifkan, menandai akhir dari masa kejayaan stasiun ini.

Penurunan popularitas kereta api sebagai moda transportasi utama, terutama setelah berkembangnya transportasi darat seperti bus dan kendaraan pribadi, menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan penonaktifan stasiun ini.

0 Komentar