Modul Pembelajaran SMA Diperbarui

0 Komentar

Terkait muatan, Retno menjelaskan dua alasan kurikulum mata pelajaran sejarah harus diperbaiki. Pertama, kurikulum sejarah Indonesia didominasi oleh sejarah perang dan kekerasan.
Menurutnya, pembelajaran sejarah sejatinya dapat menjadi instrumen strategis untuk membentuk identitas dan karakter generasi muda sebagai penerus bangsa.
“Saya kira perlu diperbaiki agar generasi muda tidak salah menafsirkan seolah-olah bangsa kita penuh kekerasan. Dikhawatirkan generasi mudanya akan menyelesaikan masalah dengan kekerasan, bukan dengan dialog,” terangnya.
Kedua, lanjut Retno, kurikulum sejarah juga didominasi oleh sejarah Jawa dan kurang memberikan tempat sejarah wilayah lain. “Hal ini menyebabkan, anak Papua, Aceh, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera kebanyakan belajar sejarah Jawa,” imbuhnya.
Terlebih lagi, kata Retno, pembelajaran sejarah oleh para guru selama ini memang cenderung sebatas menghafal. Mestinya, pelajaran sejarah berisi pemaknaan dan esensi nilai-nilai apa saja dari suatu peristiwa sejarah tersebut bagi perjalanan bangsa.
“Pembelajaran sejarah cenderung membosankan bagi anak-anak karena hanya hafalan seputar apa kejadian, dimana kejadiannya, siapa saja tokoh sejarahnya, kapan terjadinya dan dimana kejadiannya. Bagaimananya dari peristiwa sejarah itu jarang digali dan didalami melalui dialog,” pungkasnya. (der/fin)

Laman:

1 2
0 Komentar