Modus Travel Gelap di Tengah Pandemi

0 Komentar

Ketua Bidang Angkutan Penumpang DPP Organda Kurnia Lesani Adnan mengungkapkan, banyaknya travel mudik gelap merupakan efek dari kurangnya kesadaran masyarakat. Mereka memanfaatkan masyarakat yang memaksa untuk mudik meski di tengah kondisi pandemi.
“Sekuat apa sih (pengawasan) aparat di jalan? Polri sudah menjaring 300-an unit tetapi masih ada saja. Ini kan kesadaran masyarakat juga yang diperlukan,” katanya.
Penyekatan di jalanan memang tidak bisa sepenuhnya diandalkan. Kamis (21/5/2020) misalnya. Sebanyak 95 kendaraan travel gelap yang diamankan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan bersama Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya. Perinciannya, 2 bus, 40 minibus, dan 53 mobil pribadi.
Para pengemudi maupun penumpang langsung ditilang. Mereka diminta balik kanan. Untuk penumpang, mereka diangkut dan diantar ke Terminal Pulogebang untuk kembali ke kediaman asal.
Berdasar data Polda Metro Jaya, sejak operasi tersebut dijalankan pada 24 April, 377 kendaraan disita. Dari jumlah tersebut, 2.225 orang bisa dicegah untuk mudik.
Namun jumlah mereka yang lolos ke kampung halaman dan kini hendak kembali ke Jabodetabek tentu lebih banyak lagi jumlahnya. (yud)

0 Komentar