Mohammad Umar, Sosok Santun dan Humanis Itu Meninggal saat Jadi Imam Salat Duhur

Mohammad Umar, Sosok Santun dan Humanis Itu Meninggal saat Jadi Imam Salat Duhur
0 Komentar

Di Masjid Abu Bakar kompleks SMP/SMK Muhammadiyah, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Mohammad Umar biasa menjadi imam salat fardu. Termasuk kemarin (7/7) saat datang waktu Salat Duhur. Kembali didaulat menjadi imam. Siapa sangka, duhur berjamaah itu adalah waktu Mohammad Umar menutup usia.

ABDULLAH & DENY HAMDANI, Cirebon
MOHAMMAD Umar mengajar di SMP Muhammadiyah Gebang. Aktivitas itu dijalankan 3 tahun terakhir ini. Tapi dalam beberapa waktu terakhir ini Sekretaris Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Cirebon itu sebenarnya sedang sakit.
Hal itu dibenarkan Dodi Dosantos, kerabat Umar. Dodi sempat berkomunikasi dengan almarhum sekitar pukul 11.00 siang kemarin. Dodi menanyakan kondisi kesehatan Umar, karena pada Senin (6/7) sempat mengeluh sakit di bagian perut. Dodi mengaku sempat memberikan obat herbal.
Karena itu, kemarin dia menelepon untuk menanyakan kondisi kesehatan pria yang semasa hidup dikenal aktif berceramah itu. “Beliau om saya. Masih saudara, jadi cukup akrab. Jam 11 sempat komunikasi, katanya sudah baik. Tapi jam 2 siang dapat kabar meninggal dunia saat Salat Duhur,” kata Dodi yang juga alumni Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) itu.
Ketua Bawaslu Kota Cirebon, Mohammad Joharudin MPd, juga mengenal dekat dengan almarhum. Menurut Joharudin, Umar meninggal saat jadi imam Salat Duhur di masjid kompleks SMP/SMK Muhammadiyah, Kecamatan Gebang. “Ya saat beliau imam Salat Duhur. Saat rukuk rakaat pertama,” katanya.
Bagi Joharudin, Umar adalah sosok yang luar biasa bagi perkembangan Muhammadiyah di Kota/Kabupaten Cirebon. Sejak 1990-an sudah menjadi tokoh. Sebagai pengisi majalah Suara Taruna Melati (STAM). Tulisan-tulisannya  memberi warna bagi para siswa yang rutin membaca majalah STAM tiap bulan. “Beliau sosok yang konsisten dalam perkaderan di Muhammadiyah,” ujar Johar –panggilan akrab Mohamad Joharudin.
Umar dikenal baik di kalangan anak-anak muda di Muhammadiyah. Juga sangat peduli dengan nilai-nilai demokrasi di Cirebon. “Beliau sosok yang mampu berkomunikasi sangat baik dengan semua kalangan. Termasuk dalam perkembangan demokrasi, kerap memberi masukan kepada saya dalam momentum pilkada dan pemilu. Mas Umar selalu memberi pandangan yang menyejukkan di setiap masalah yang ada,” tandas Johar.

0 Komentar