Pastikan Kesiapan Lab FK UGJ untuk Diagnosa Covid-19

0 Komentar

CIREBON – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat berencana meninjau Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati (FK-UGJ), yang akan mengoperasikan dua unit polymerase chain reaction (PCR). Perangkat untuk menguji sampel swab pasien corona virus disease-2019 (Covid-19).
Rencana ini, tertuang dalam Surat Laboratorium Kesehatan Daerah Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, tertanggal 30 April 2020.
Dalam surat tersebut dijelaskan, peninjauan fasilitas laboratorium menindaklanjuti surat dari Rektor UGJ Cirebon, Dr H Mukarto Siswoyo MSi tertanggal 23 April 2020 tentang permohonan penunjukan laboratorium diagnosis Covid-19.
Dekan FK UGJ, Dr Catur Setiya Sulistiana MMed Ed mengatakan, agenda Dinkes Jabar juga akan meresmikan Klinik Cakrabuana, sekaligus visitasi Laboratorium FK UGJ yang telah berstandar Bio Safety Level (BSL)-2 sebagai center diagnosis covid-19 di wilayah Cirebon.

Catur juga menerangkan, tim yang akan terlibat di dalam diagnosis Covid-19 dari FK UGJ sebanyak empat orang expert bio molekuler, dua orang laboran, empat orang administrasi covid-19. Kemudian dibantu oleh laboran Labkesda Kabupaten Cirebon lima orang dan SDM dari RSUD Waled. “Kemampuan dalam sehari  dengan dua Alat PCR sudah kami hitung sekitar 100-150 sampel swab,” ujar Catur, kepada Radar Cirebon, Minggu (3/5).
Pengujian hingga 150 swab per hari menggunakan dua PCR milik FK UGJ dan Pemerintah Kabupaten Cirebon dengan 2 shift sekitar 8 jam/hari. Dengan target maksimal bisa 216 sample swab Covid-19.
Catur berharap dengan adanya alat PCR ini, FK UGJ dapat membantu masyarakat Cirebon dan sekitarnya memastikan diagnosis dari covid-19. “Ini atas dukungan yayasan dan rektor, sebagai wujud kepeduliaan kami sebagai institusi pendidikan di Cirebon,” tandasnya.
FOKUS TES MASAL
Dalam kesempatan berbeda, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Cirebon, dr Ahmad Fariz Malvi Zamzam Zein SpPD MM mendorong dilakukannya percepatan tes masal dan pentingnya kemandirian daerah untuk dapat melakukan percepatan tes diagnosis yang terstandar.
Ia juga berharap Pemerintah Daerah se-Ciayumajakuning agar seiring sejalan, mengingat tidak adanya sekat batas antarwilayah tersebut. “Perlu ada konsorsium bersama dalam menangani covid-19 yang bergantung pada society movement (pergerakan khalayak),” ungkap Fariz.

0 Komentar