Pemberlakuan Jam Malam Batal

perampokan-jalan-pembangunan
Rumah di Jl Pembangunan, Kelurahan Pekiringan, Kota Cirebon yang menjadi sasaran aksi perampokan. Foto: Cecep Nacepi/Radar Cirebon
0 Komentar

CIREBON – Rencana pemberlakuan kebijakan pembatasan jam malam di Kota Cirebon, batal diterapkan di Kota Cirebon. Pertimbangan roda perekonomian yang mesti tetap berjalan, menjadi salah satu alasan yang mengurungkan pemkot mengambil kebijakan tersebut.
Walikota Cirebon Drs H Nashrudin Azis SH lebih memilih untuk memperketat penerapan protokol kesehatan di masyarakat. Menurutnya, per 1 Oktober, seperti yang pernah diutarakan dirinya beberapa waktu lalu, bahwa disiplin menerapkan protokol kesehatan harus terus ditingkatkan, karena ada sanksi tegas yang menanti para pelanggar.
“Aktivitas perekonomian silakan berjalan. Kami belum mengambil keputusan penerapan jam malam. Satgas Covid-19 Kota Cirebon, mulai 1 Oktober akan menindak tegas kepada para pelanggar protokol kesehatan. Ini harus dipedomani. Ekonomi Yes, Corona No,” tegasnya, Rabu petang (30/9).
Menurutnya, yang diinginkan saat ini, masyarakat dan pelaku usaha, harus benar-benar melaksanakan disiplin penerapan protokol kesehatan.
Terkait penetapan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar yang menyatakan bahwa Kota Cirebon masuk zona merah, tidak membuat pihaknya berkecil hati. Sebaliknya, ini menjadi pemacu semangat agar satgas terus berupa memberantas Covid-19.
“Yang penting, bagaimana cara menanggulanginya. Kami telah menyiapkan kamar-kamar untuk digunakan ruang isolasi tambahan pasien positif,” tuturnya.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu malu ketika merasakan gejala penyakit yang identik dengan gejala Corona. Justru masyarakat diharapkan dapat segera lapor dan koordinasi dengan puskesmas dan RT/RW setempat, sehingga nanti akan ditangani petugas sebagaimana mestinya.
Menurutnya, prinsip yang diambil dalam penanganan corona ini, lebih baik memperbanyak program untuk menjaring masyarakat yang positif kemudian diisolasi. Ini jauh lebih efektif ketimbang membiarkan masyarakat tidak ditesting dan tidak diketahui kondisi kesehatannya.
“Daripada terlena, terkelabui dengan minimnya pengetesan dan jumlah yang sedikit. Kemudian tahu-tahu yang positif di lapangan banyak dan menyebar ke mana-mana,” tegasnya.
Walikota Azis tidak menampik bahwa adanya skenario-skenario kebijakan lain yang bisa saja ditetapkan pemkot untuk pembatasan aktivitas yang bertujuan guna terus menekan laju pertumbuhan kasus virus corona di Kota Cirebon.
“Rancangan-rancangan seperti ini, sampai kemungkinan PSBB juga sebetulnya sudah disiapkan,” ujarnya.

0 Komentar