Perjuangan Merebut Kemerdekaan Tidaklah Mudah

Perjuangan Merebut Kemerdekaan Tidaklah Mudah
0 Komentar

Sejarawan Cirebon, Mustaqim Asteja mengungkapkan, Syahrir memiliki peran penting dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Cirebon. Bung Sjahrir merupakan tokoh pejuang bawah tanah yang selalu memperhatikan perkembangan Perang Dunia dengan cara sembunyi-sembunyi mendengarkan berita dari stasiun radio luar negeri.
Saat itu, semua radio tidak bisa menangkap berita luar negeri karena disegel oleh Jepang. Namun, informasi kekalahan tersebut berhasil tercium oleh beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti Sutan Sjahrir. Sjahrir kemudian menyiapkan gerakannya untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang.
“Pihak Jepang berusaha menutupi berita kekalahan tersebut. Namun, berita tersebut akhirnya bocor ke beberapa tokoh, seperti Sutan Sjahrir,” ungkap Mustaqim.
Ketika Sjahrir mendengar berita siaran radio bahwa Jepang hampir kalah, dia ingin kemerdekaan Indonesia segera diproklamasikan. Sutan Sjahrir segera menemui Soekarno meminta untuk segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia saat itu juga. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh Soekarno. Penolakan tersebut membuat Sutan Sjahrir kecewa.
Selanjutnya, pada 15 Agustus 1945 setelah jam 5 sore, Sutan Sjahrir segera memerintahkan kepada para pemuda agar mempercepat persiapan demonstrasi. Mahasiswa dan pemuda yang bekerja di kantor berita Domei (kantor berita Jepang) secepatnya melaksanakan instruksi tersebut. Namun, Sutan Sjahrir memahami gelagat Soekarno yang tidak sepenuh hati menyiapkan proklamasi.
PPKI sebagai badan bentukan Jepang yang bertugas menyiapkan kemerdekaan, tidak menunjukkan aktivitasnya akan berhenti bekerja. Sikap tim Soekarno dan Mohammad Hatta tersebut mengecewakan para pemuda yang sepakat dengan gagasan Bung Syahrir. Sebab, sikap itu berisiko terhadap Kemerdekaan RI masuk dalam produk buatan Jepang.
Sutan Sjahrir akhirnya meminta Dr Soedarsono yang kala itu menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Kesambi atau yang sekarang menjadi RSD Gunung Jati, untuk memproklamasikan Kemerdekaan di Alun-Alun Kejaksan Kota Cirebon. Kemudian, para pemuda di Cirebon hari itu tanggal 15 Agustus 1945, di bawah pimpinan Dr Soedarsono, mengumumkan proklamasi versi mereka sendiri.
“Di alun-alun sudah berkumpul massa yang menunggu kejelasan tentang Proklamasi Kemerdekaan. Sehingga, tidak mungkin membubarkannya jika tanpa adanya kejelasan,” tuturnya.
Proklamasi Kemerdekaan pun akhirnya dibacakan oleh Dr Soedarsono. Namun, tentang bagaimana isi teks proklamasi Alun-alun Kejaksan sampai kini belum diketemukan dokumennya. Peristiwa tersebut diketahui dari beberapa sumber catatan sejarah setempat dan sumber lisan dari tokoh Cirebon, pada 15 Agustus 1945.

0 Komentar