Perumda Air Minum Tirta Giri Nata Pasang Target PAD Rp 2,6 M

Target-PAD-Perumda-Tirta-Giri-Nata
PASANG TARGET: Rapat kerja Direksi Perumda Air Minum Tirta Giri Nata Kota Cirebon dengan Komisi II DPRD Kota Cirebon, Kamis (5/3). FOTO: OKRI RIYANA/RADAR CIREBON
0 Komentar

CIREBON — Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Giri Nata Kota Cirebon, menargetkan bakal menyetorkan pendapatan asli daerah (PAD) kepada Pemerintah Kota Cirebon sebesar Rp 2,6 miliar. Hal tersebut terungkap usai rapat kerja dengan Komisi II DPRD.

Direktur Utama Perumda Air Minum, Sofyan Satari memaparkan, dalam RKAP di tahun ini merencanakan total pendapatan yang dapat diraih berada di angka Rp 102.485.000.000. Sedangkan, untuk total biaya (pengeluaran) tahun 2020 direncanakan sebesar Rp 94.333.600.000.

Selisih laba bersih setelah pajak diperkirakan mencapai Rp 6.113.550.000. Namun, laba bersih tersebut tidak sepenuhnya disetorkan ke kas daerah. Sebab, dalam regulasinya, Perumda Air Minum berkewajiban menyetorkan PAD ke Pemkot Cirebon sebesar 55 persen dari laba bersih.

Baca Juga:Dampak Wabah Virus Corona, 300 Juta Pelajar di Dunia TelantarCeleng Politik

“Kalau kita hitung, PAD yang akan disetor di tutup tahun 2020 nanti Rp 2,6 miliar. Itu 55 persen dari PAD, karena sebagianya akan menjadi cadangan perusahaan untuk pengembangan usaha dan lain-lain,” ujar Sofyan, kepada Radar Cirebon, Kamis (5/3).

Sofyan mengklaim, PAD yang ditargetkan dapat disetor di akhir tutup tahun 2020 nanti, nilainya meningkat cukup signifikan. Sebab, di tahun 2019 PAD yang disetorkan baru Rp 2.107.450.000, atau naik hingga 27,64 persen.

Rencana kenaikan pendapatan dan laba perusahaan di tahun 2020 tersebut dibuat berdasarkan asumsi tarif air lama yang sedang existing berlaku kepada pelanggan. Pihakya belum berencana menaikkan tarif dalam waktu dekat ini, karena berbagai pertimbangan dan kajian yang telah dilakukan.

“Itu masih pakai asumsi tarif lama. Kalau mau menaikkan tarif kita kan mesti melakukan survei kepuasan pelanggan. Jangan sampai pelayanan tidak bagus tarif sudah naik,” tuturnya.

Ketimbang mengambil kebijakan menaikkan tarif, pihaknya lebih memilih untuk melakukan perbaikan pelayanan terlebih dahulu. Misalnya, bagaimana kondisi pelayanan ditingkatkan setelah pengoperasian reservoir dan jaringan distribusi utama (JDU). (azs)

0 Komentar