Polisi Tunggu Hasil Visum Korban Pemerkosaan Ciwaringin

video-mesum-pelajar-ciwaringin-cirebon
Sofyan Ahlaf, Wakil Ketua Komnas Perlindungan Anak Cirebon menujukan surat laporan polisi. FOTO: CECEP NACEPI/RADAR CIREBON
0 Komentar

Diberitakan sebelumnya, Melati (14) bukan nama sebenarnya, menanggung beban malu luar biasa. Video syurnya bersama pria berinisial RM (18), disebar oleh RM sendiri. Penyebabnya, lantaran korban tidak mau melayani nafsu bejat RM. Sampai-sampai, guru dan teman sekolahnya pun mengetahui video hot tersebut.
Trauma psikis yang dialami Melati sangat dalam. Saat ditemui awak media dan Komnas Perlindungan Anak Kabupaten Cirebon di rumahnya, dia hanya diam, tak mau berbicara apapun. Saat ditanya, hanya menganggukan kepalanya membenarkan apa yang dikatakan sang ibu dan dari Komnas Perlindungan Anak Cirebon.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar, korban dan tersangka merupakan tetangga. Mereka menjalani hubungan pacaran dari tahun 2018. Melati tinggal di rumah bersama ayahnya.
Saat itu, pelaku sering main ke rumah Melati. Ketika tidak ada orang di dalam rumah, pelaku meminta berhubungan badan dengan Melati. RM mengancam korban akan disantet dan dianiaya jika tak mau melayani nafsu bejat si pelaku.
“Dia diajak hubungan. Kalau tidak mau ya diancam disantet dan dipukul,” kata DW yang merupakan ibu dari korban.
Saat berhubungan badan, RM merekam dengan handphone miliknya. Rekaman video dengan durasi 3 menit 26 detik itu, ternyata menjadi senjata RM untuk menekan korban, agar bisa terus melayani nafsu biadab tersebut.
Lama kelamaan, tindakan korban yang mencurigakan di rumahnya, diendus oleh ibu kandungnya. Korban akhirnya cerita kepada ibu kandungnya. Sontak, sang ibu geram dan mengurung korban di dalam rumah agar tidak keluar.
“Kalau tidak mau hubungan, anak saya mendapatkan ancaman videonya disebar dan dipukuli,” kata DW.
Rupanya, si pelaku juga marah besar, lantaran korban tidak bisa keluar rumah. Sehingga mengirimkan video adegan mesum dirinya dan korban, ke DW. Bahkan, video tersebut juga disebar oleh pelaku ke media sosial Facebook menggunakan akun milik korban. DW sempat kaget melihat itu. Dia pun menjadi tidak berkutik.
Apalagi, pihak sekolah, guru-guru juga mengetahuinya. Bahkan, gurunya juga sempat mendatangi rumah korban dan meminta untuk pindah sekolah, lantaran video tersebut sudah menyebar luas ke murid lainnya. Tidak bagus untuk perkembangan anak.

0 Komentar