Pro dan Kontra Kalung Eucalyptus

Pro dan Kontra Kalung Eucalyptus
Kalung Eucalyptus
0 Komentar

DEKAN Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Ari Fahrial Syam mengatakan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) jangan asal klaim kalung eucalyptus itu mampu menangkal virus Corona. Dia mengatakan, produk-produk kayu putih yang ada dalam bentuk inhaler, roll on yang sebagian sudah disetujui BPOM itu, tetap keberadaannya bukan sebagai antivirus. Ari tidak setuju jika kalung eucalyptus disebut sebagai kalung antivirus.
Dia menakui, masyarakat juga tidak boleh skeptis atas hasil penelitian in vitro bahwa eucalyptus (minyak kayu putih) ada efek positif untuk Corona. Akan tetapi, tidak boleh berlebihan beranggapan hasil penelitian in vitro ini langsung diklaim sebagai antivirus Covid-19.
”Cukuplah disebut kalung kayu putih atau kalung eucalyptus. Saya berharap riset eucalyptus ini berlanjut karena minyak kayu putih memang sudah kita gunakan sejak dahulu kala, dan sampai hari ini untuk berbagai masalah kesehatan,” jelas dia.
Sebaliknya, Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry menjelaskan, sampai saat ini banyak negara yang berlomba menemukan antivirus Corona, termasuk Indonesia. Maka, pemerintah melalui kementerian atau lembaga, terus mencoba mencari cara dan menemukan obat untuk mendegah serta menangani virus Corona tersebut.
Balitbang Kementerian Pertanian menemukan inovasi kalung eucalyptus. Eucalyptus selama ini dikenal mampu bekerja melegakan saluran pernapasan, menghilangkan lendir, pengusir serangga, disinfektan luka, penghilang nyeri, mengurangi mual dan mencegah penyakit mulut.
Sementara itu, Menteri SYL yakin kalung itu bisa membunuh virus Corona. ”Jadi ini bisa membunuh, kalau kontak 15 menit dia bisa membunuh 42 persen dari Corona. Kalau dia 30 menit maka dia bisa 80 persen. Ini ada roll-nya. Kalau kita kena iris pisau, berdarah, kasih ini bisa tertutup lukanya,” terang Syahrul usai bertemu dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. (fin/ful)
 

0 Komentar