RADARCIREBON.ID – Hari ini sudah memasuki bulan Rajab. Pada dua bulan menjelang Ramadan ini, dianjurkan melaksanakan puasa sunah Rajab.
Dalam hadis Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa Rajab masuk kategori Asyhur Al-Hurum, yakni bulan-bulan mulia.
KH Ma’ruf Khozin menerangkan bahwa dalam hadis Abu Dawud ada anjuran puasa di bulan-bulan mulia tersebut. “Meskipun hadisnya daif tetapi hampir keseluruhan ulama 4 mazhab menganjurkan puasa Rajabm,” ujarnya.
Berikut ini puasa sunah Rajab menurut 4 mazhab.
1. Mazhab Hanafi
لِأَنَّ صَوْمَ رَجَبَ كَانَ مَشْرُوعًا )المبسوط ابو بكر السرخسي- ج 4 / ص72
“Puasa Rajab adalah disyariatkan” (Abu Bakar as-Sarakhsi dalam al-Mabsut, 4/72).
2. Mazhab Maliki
وَنُدِبَ صَوْمُ بَقِيَّةِ الْمُحَرَّمِ وَصَوْمُ رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَنُدِبَ صَوْمُ يَوْمِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ لِمَنْ أَرَادَ الِاقْتِصَارَ )حاشية الصاوي على الشرح الصغير – ج 3 / ص 251)
Baca Juga:Info Penting, Membuat SIM Sekarang Wajib Ikut Tes Psikologi14 Ucapan Pada Momen Tahun Baru Imlek, Gong Ci Fa Cai Berarti Apa?
“Disunahkan puasa di bulan-bulan mulia, puasa bulan Rajab, Sya’ban dan puasa di pertengahan Sya’ban yang yang ingin meringkasnya” (Syaikh ash-Shawi dalam Syarah ash-Shaghir 3/251)
3. Mazhab Syafi’i
ِيْلَ: وَمِنَ الْبِدَعِ صَوْمُ رَجَبَ، وَلَيْسَ كَذَلِكَ بَلْ هُوَ سُنَّةٌ فَاضِلَةٌ، كَمَا بَيَّنْتُهُ فِي الْفَتَاوِي وَبَسَطْتُ الْكَلَامَ عَلَيْهِ (إعانة الطالبين – ج 1 / ص 313)
“Dikatakan bahwa puasa Rajab adalah bid’ah, maka itu tidak benar, bahkan suatu kesunahan yang utama sebagaimana saya terangkan dalam kitab al-Fatawi karya Ibnu Hajar al-Haitami” (Syaikh Abu Bakar ad-Dimyathi dalam Ianatut Thalibin 1/313)
4. Mazhab Hambali
قَالَ فِي الْفُرُوعِ : لَمْ يَذْكُرْ أَكْثَرُ الْأَصْحَابِ اسْتِحْبَابَ صَوْمِ رَجَبٍ وَشَعْبَانَ . وَاسْتَحْسَنَهُ ابْنُ أَبِي مُوسَى فِي الْإِرْشَادِ . قَالَ ابْنُ الْجَوْزِيِّ فِي كِتَابِ أَسْبَابِ الْهِدَايَةِ : يُسْتَحَبُّ صَوْمُ الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ وَشَعْبَانَ كُلِّهِ ، وَهُوَ ظَاهِرُ مَا ذَكَرَهُ الْمَجْدُ فِي الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ (الإنصاف علي بن سليمان المرداوي – ج 5 / ص 500)
Ibnu Muflih berkata dalam kitab al-Furu’: Kebanyakan ulama Hambali tidak menyebutkan kesunahan puasa bulan Rajab dan Sya’ban. Sedangkan Syaikh Ibnu Abi Musa dalam kitabnya al-Irsyad menilainya sebagai sesuatu yang bagus. Ibnu al-Jauzi berkata dalam kitab Asbab al-Hidayah: Dianjurkan berpuasa di bulan-bulan mulia dan bulan Sya’ban keseluruhannya. Ini adalah pendapat yang disebutkan oleh al-Majdu tentang bulan-bulan mulia.” (Syaikh Ali bin Sulaiman al-Marwadi dalam al-Inshaf 5/500).
Namun perlu berhati-hati dengan banyaknya hadis yang beredar terkait keutamaan puasa Rajab. Fadilah tersebut sampai saat ini hadis-hadisnya banyak dihukumi sebagai hadis palsu oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dan lainnya.
“Kita juga berhak mempertanyakan keabsahan hadis bahwa masak puasa sunah memiliki Fadilah yang lebih besar dari puasa wajib di bulan Ramadan?,” tuturnya.
Lalu pada malam pertama bulan Rajab maka sebagian ulama menganjurkan doa berikut:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
“Allahumma baarik lanaa fi Rajaba wa Sya’bana wa ballighnna Ramadlaana”,