Sah, PRA Luqman Zulkaedin Sultan Sepuh XV

penobatan-sultan-sepuh-cirebon
Pangeran Raja Goemelar Soeriadiningrat menyematkan keris peninggalan Sunan Gunung Jati sebagai tanda penobatan PRA Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Sepuh XV. Foto: Ilmi Yanfa Unnas/Radar Cirebon
0 Komentar

Menurut Wargi Keraton Kasepuhan, Pangeran Chaidir Susilaningrat, acara penobatan Luqman berjalan dengan lancar. Dia menyebut, setelah resmi menjadi Sultan Sepuh XV, rencananya Luqman akan melakukan silaturahmi ke pesantren dan keraton di Cirebon. Selain itu, bakal mempelajari program-program yang sebelumnya pernah dijalankan oleh almarhum Sultan Arief.
“Agenda silaturahmi sudah dilakukan sebelum acara ini berlangsung. Keliling ke keraton dan pesantren. Beliau mendapat dukungan. Agenda prioritas, langkah pertama pelajari program yang masih berjalan peninggalan sultan sepuh. Tentunya akan konsolidasi manajerial,” ujarnya.
Sementara itu, adik almarhum Sultan Arief, Ratu Alexandra meminta masyarakat Cirebon turut mendoakan Luqman. “Kami hanya mohon doanya agar Sultan Sepuh XV bisa lebih bijak. Hanya itu kami mohon dukungan dan doanya. Kami hanya ingin semua menjadi baik,” ucapnya.
Penobatan Luqman mendapat ucapan selamat dari Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, istri Sri Sultan Hamengkubuwana X Jogjakarta. Dia berharap, PRA Luqman dapat menjalankan tugasnya sebagai Sultan Sepuh dengan sebaik-baiknya.
“Kepada Sultan Kasepuhan Cirebon yang baru, dari semua kerajaan di nusantara berharap beliau mempunyai peran yang baik dan bagus dalam menjalankan tugasnya sebagai sultan di Cirebon,” ungkapnya.
Sementara itu, polemik yang terjadi di internal keluarga Keraton Kasepuhan juga mengundang atensi dari Gubernur Jawa Barat. Kang Emil, demikian ia biasa disapa mengatakan, polemik yang terjadi, bisa diselesaikan dengan dua cara.
Dua cara yang dimaksud Emil adalah dengan mengedepankan musyawarah dan mufakat, sesuai dengan sila keempat dalam Pancasila. Jika tidak ada titik temu dalam musyawarah, dirinya menyarankan untuk menyelesaikannya melalui jalur hukum yang berlaku.
“Dinamika yang terjadi saya kira harus bijak dalam bernegara yang berdasarkan tata hukum dan etika dengan sebaik-baiknya. Kalau bisa silakan menggunakan sila keempat Pancasila yaitu bermusyawarah dan bermufakat,” ungkapnya.
Emil menyampaikan, kedatangannya ke Keraton Kasepuhan hanya untuk menghadiri acara tahlil 40 hari meninggalnya almarhum Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat. Kedatangan Ridwan Kamil beserta rombongan memang terlambat. Sehingga, tidak sempat mengikuti prosesi penobatan Sultan Sepuh XV. Kendati begitu, ia tetap mengucapkan selamat kepada PRA Luqman Zulkaedin yang telah dinobatkan sebagai Sultan Sepuh XV.

0 Komentar