“Dari hasil evaluasi pelaksanaan kurban tahun 2020, tidak terjadi kluster kurban karena penerapan protokol kesehatan. Tapi, karena adanya peningkatan kasus Covid-19 yang cukup tinggi saat ini menyebabkan perayaan ibadah kurban jadi sangat berisiko. Karenanya, perlu pelaksanaan protokol kesehatan yang sangat ketat,” tambahnya.
Dikatakan saat ini ada panduan dari Kementerian Pertanian melalui surat edaran tentang pelaksanaan kurban selama pandemi, perlu diperhatikan mulai dari proses penjualan, pemotongan serta distribusinya harus memperhatikan jaga jarak, kesehatan awal.
Selain mengimbau masyarakat menerapkan prokes yang ketat, melaporkan, dalam tiga tahun terakhir, jumlah pemotongan hewan kurban fluktuatif setiap tahunnya. “Pada tahun 2020 saat awal pandemi Covid-19 jumlah hewan kurban mengalami penurunan hingga beberapa persen dibanding tahun 2019 sebelum pandemi. Mudah mudahan tahun ini ada peningkatan lagi,” imbuhnya.
Baca Juga:Sidang Pelanggaran Prokes, Denda Rp10 JutaMaling Bobol SMK di Tegalgubug
Dia memprediksi, untuk tahun ini jumlah kurban akan mengalami kenaikan dari tahun kemarin. Oleh karena itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan DKPP Jabar untuk mempersiapkan hewan kurban lebih banyak.
“Tahun ini berdasarkan survei di kabupaten/kota dan laporan dari daerah, diprediksi akan ada kenaikan sebanyak 2,7 persen jika dibanding tahun 2020. Sehingga diperlukan penambahan hewan kurban,” ucapnya.
Menurut dia, untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban tahun ini, sebagian besar dipenuhi dari para peternak lokal Jabar. Sedangkan kekurangannya akan dipenuhi dari daerah lain. (ono)