Saluran Irigasi Harus Jadi Prioritas

Saluran Irigasi Harus Jadi Prioritas
BANGUN IRIGASI: Anggota Komisi V DPR RI, H Dedi Wahidi melihat langsung pelaksanaan proyek modernisasi jaringan irigasi rentang di Desa Pangkalan Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Rabu (16/9). FOTO: UTOYO PRIE ACHDI/RADAR INDRAMAYU
0 Komentar

 
INDRAMAYU- Pembangunan saluran irigasi harus menjadi prioritas. Sehingga, para petani di Kabupaten Indramayu kedepan tidak lagi mengeluh terkait kelangkaan air, terutama ketika musim tanam ketiga. Apalagi Indramayu sebagian masyarakatnya hidup dari sektor pertanian.
Hal tersebut disampaikan Anggota Komisi V DPR RI, H Dedi Wahidi ketika melakukan kunjungan langsung ke Bandung Rentang di Kabupaten Majalengka dan Bendungan Jatigede di Kabupaten Sumedang, Rabu (16/9). Dikatakan politisi PKB ini, meski Bendungan Jatigede memiliki cadangan air yang berlimpah, namun ketika saluran irigasi yang ada belum mendukung, maka keberadaanya belum bisa dimanfaatkan secara maksimal.
“Kami berharap pembangunan saluran irigasi bisa jadi prioritas. Baik saluran primer, sekunder maupun tersier,” kata Dewa, sapaan akrabnya.
Selain mengunjungi Bendung Rentang dan Jatigede, Dewa juga sempat melihat langsung Proyek Modernisasi Jaringan Irigasi Rentang atau normalisasi saluran tersier di Desa Pangkalan Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu. Pembangunan atau normalisasi saluran ini dilakukan melalui proyek padat karya. Sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja dari warga sekitar, di tengah pandemi Covid-19.
Sementara Musdianto Mukti selaku Satker BBWS mengakui, kapasitas air di saluran irigasi Indramayu masih kurang.
Dikatakannya, dari kapasitas air yang ada di Bendung Rentang saat ini, baru sekitar 50% yang bisa ditampung oleh saluran irigasi yang ada.
“Salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas saluran irigasi adalah melalui Proyek Modernisasi Jaringan Irigasi Rentang atau yang sering disebut Rentang Irrigation Modernization Project (RIMP) yang saat ini sedang dilaksanakan,” kata Musdianto.
Dijelaskannya, RIMP ini dilaksanakan melalui program padat karya, dengan panjang saluran 50 kilometer dan melibatkan 30.000 tenaga kerja dari Kabupaten Indramayu, Cirebon dan Majalengka. Proyek ini diharapkan selesai akhir November 2020 ini. (oet) 

0 Komentar