Satu Kecamatan, Satu Excavator

Satu Kecamatan, Satu Excavator
SAHABAT PETANI: Cabup nomor urut 3 Partai Golkar, Daniel Mutaqien Syafiuddin bersama masyarakat petani di wilayah Kecamatan Kandanghaur dan Bongas, Sabtu-Minggu (7-8/11). ISTIMEWA
0 Komentar

 
KANDANGHAUR-Calon Bupati Indramayu nomor urut 3, H Daniel Mutaqien Syafiuddin ST menjawab keluhan para petani soal perbaikan dan pemeliharaan jaringan irigasi yang dirasa masih belum optimal. Yakni melalui program satu kecamatan, satu excavator.
Pengadaan alat berat ini menjadi upaya serius untuk mengatasi masalah utama irigasi. Meliputi pendangkalan, penyempitan serta kerusakan tanggul yang bisa menurunkan debit dan menghambat aliran air keareal persawahan.
“Saya sudah mengetahui permasalahannya. Dan kami juga telah menyiapkan program pengadaan excavator untuk setiap kecamatan. Ini supaya petani dan pemerintah desa tidak lagi rebutan atau antre terlalu lama,” katanya saat safari kunjungan silaturahmi bersama elemen petani di wilayah Kecamatan Kandanghaur dan Bongas, Sabtu-Minggu (7-8/11).
Cabup yang diusung Partai Golkar ini optimis pengadaan excavator untuk 31 kecamatan secara bertahap bisa terealisasi. Selain lewat APBD kabupaten, mantan anggota DPR RI ini juga akan memperjuangkan pengadaannya lewat bantuan dari Pemprov Jawa Barat serta Kementerian Pertanian (Kementan).
Di hadapan masyarakat petani, Mas Daniel mengetahui betul kondisi sebagian besar irigasi yang terus menurun akibat minimnya perawatan. Hal ini menjadi persoalan pelik yang harus diatasi. Sebab bisa mengancam kelangsungan produksi pertanian di Bumi Wiralodra.
Karena itu, pada periode pemerintahannya kedepan, pemuda kelahiran Indramayu 30 September 1981 ini berkomitmen untuk menjamin peningkatan produktivitas hasil pertanian. Dengan memprioritaskan program pembangunan infrastruktur di sektor pertanian.
Apalagi, di tengah pandemi Covid-19 dan ancaman resesi, sektor pertanian yang menjadi tumpuan hidup sebagian besar masyarakat di Kabupaten Indramayu tetap tumbuh. Bahkan masih menjadi daerah penghasil padi tertinggi di Indonesia. Pada tahun 2019 saja, mampu memproduksi beras sebanyak 785,657,71 ton dari luas panen padi 215,731 hektare.
“Oleh karena itu pencapaian tersebut harus terus dijaga dan dijadikan sebagai sebuah momentum untuk meningkatkan kesejahteraan petani kita. Sebab, pembangunan sektor ini juga merupakan pintu masuk untuk mengatasi kemiskinan,” tegasnya.
Tokoh petani di Kecamatan Bongas, Yono memberikan apresiasi kepada Daniel yang memberikan perhatian dan komitmen besar kepada petani dan pertanian di Bumi Wiralodra.

0 Komentar