Sejumlah Elemen Tolak Penobatan PRA Luqman

tolak-penobatan-sultan-sepuh-cirebon
Keluarga besar Kesultanan Cirebon melakukan aksi penolakan terhadap penobatan PRA Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Sepuh XV, dan menuntut dikembalikannya takhta kesultanan Kasepuhan. Foto: Ilmi Yanfa Unnas/Radar Cirebon
0 Komentar

PROSESI jumenengan PRA Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Sepuh XV, sempat diwarnai keributan. Kericuhan dipicu aksi penolakan dari kelompok yang mengatasnamakan Keluarga Besar Kesultanan Cirebon karena tidak terima atas penobatan PRA Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Sepuh XV.
Aksi penolakan itu terjadi sesaat setelah prosesi penobatan, tepatnya setelah perwakilan dari Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) Brigjen Pol AA Mapparessa dari Kerajaan Turikale Maros Sulsel memberikan sambutan.
Tiba-tiba, Elang Upi Supriadi, Ratu Mawar Ratina dan beberapa orang lain berdiri dan berjalan ke tengah Bangsal Prabayaksa. Seketika, mereka berteriak dan menyampaikan penolakan terhadap prosesi tersebut.
“Kesultanan Cirebon menolak, menolak. Titik” seru Ratu Mawar yang kemudian membuat para tamu undangan kaget. Tak lama, petugas keamanan datang dan menghalau kelompok tersebut. Aksi saling dorong pun tak terelakan. Kalah jumlah membuat mereka dengan mudah dihalau hingga keluar Jinem Pangrawit. Pintu Buk Bacem bahkan harus ditutup oleh petugas.
“Kami dari Kesultanan Cirebon menyatakan menolak penobatan Luqman Zulkaedin menjadi Sultan Kasepuhan. Dia bukan nasab Sunan Gunung Jati. Keraton Kasepuhan peninggalan Gunung Jati, dan yang berhak meneruskan trah adalah yang senasab,” ungkap Ratu Mawar dalam sebuah kesempatan usai aksi tersebut.
Ratu Mawar beralasan, Kesultanan Kasepuhan secara historis telah terputus dari trah Sunan Gunung Jati sejak Keraton Kasepuhan dipimpin oleh Sultan Sepuh VI. Sultan Sepuh VI adalah sultan yang diangkat oleh pemerintah kolonial Belanda, setelah meninggalnya Sultan Sepuh V, Sultan Matangaji. Penolakan terhadap sultan yang bukan dari trah Sunan Gunung Jati, menurutnya, pernah dilakukan pada tahun 1968.
“Karena kita sudah tidak bisa menerima lagi. Kami tidak menerima. Ini sama saja Keraton Kasepuhan dijajah oleh produk Belanda,” tegasnya.
Aksi tersebut menjadi puncak. Sebelumnya, rentetan penolakan juga dilakukan sejumlah kelompok. Sekitar pukul 10.00 WIB, ratusan santri dari sejumlah pondok pesantren di wilayah Cirebon juga menolak penobatan Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Sepuh XV.
Mereka datang beramai-ramai dengan membawa kain merah putih ke Alun-alun Kasepuhan, sembari melantunkan salawat. Anggota ormas yang berjaga serta aparat kepolisian yang berada di sekitar Keraton Kasepuhan Cirebon, langsung bersiaga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

0 Komentar