Pedagang gorengan di Jalan Perjuangan, Udin, setiap hari sedikitnyamenghabiskan 15 liter migor untuk berjualan. Harga migor yang naik membuat laba yang diperoleh semakin tipis. “Mending gorengn masih seratus rupiah, minyak masih murah, semua masih murah. Saat itu untungnya bisa 50 persen,” tutur pria asal Kelurahan Babakan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, tersebut.
Sementara itu, sejumlah pedagang di pasar tradisional Pasalaran, Kabupaten Cirebon, mengaku mulai kesulitan mendapatkan pasokan minyak goreng curah. Dari pantauan di beberapa kios sembako di Pasar Pasalaran tidak menyediakan minyak goreng curah karena tidak adanya pasokan.
Meski minyak goreng curah langka, pedang masih menjual minyak goreng kemasan. Sayangnya, minyak goreng kemasan tidak banyak dicari pembeli karena harganya masih mahal. “Sejak Selasa 22 Maret 2022 pagi minyak goreng curah habis. Kita belum terima pasokan lagi,” ujar Fuad, pedagang di pasar setempat.
Fuad berharap, agar kebutuhan minyak goreng curah kembali normal dan harga stabil. Dia mengaku saat ini pembeli banyak mencari minyak curah. Karena harga lebih murah dari migor kemasan. “Minyak goreng kemasan sih kita masih ada banyak tapi tidak laku terjual karena harganya masih mahal,” ucapnya. (*/bersambung)
Siomay; Makanan Sejuta Umat, Mudah Ditemukan di Mana Saja
