Sudah 4 Kali, Sekarang yang Paling Parah

banjir-karanganom-kota-cirebon
SEDOT AIR: Tim dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dibantu aparat TNI/Polri melakukan penyedotan air di lokasi banjir di wilayah Karanganom, kemarin. FOTO: KHOIRUL ANWARUDIN/RADAR CIREBON
0 Komentar

CIREBON – Lagi-lagi menjadi sasaran. Ya, wilayah RW 08 Karanganom, Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk, kembali diterjang banjir. Dalam sepekan ini saja, terhitung empat kali luapan air yang mengganggu ketenangan warga setempat.
Banjir merendam hampir merata di Karanganom. Dari mulai RT 01 sampai 06. Yang terparah, tentu RT 01 dan 02 yang wilayahnya dikelilingi permukaan jalan. Terlebih, wilayah tersebut berbentuk cekungan yang membuat limpahan air dari jalan mengalir pemukiman tersebut.
Di RT 01 dan 02, ketinggian air mencapai 70 cm atau setinggi paha orang dewasa. Ketua RW 08 Karanganom, Gunawan mengatakan, banjir yang terjadi Senin (28/12) tadi malam, terbilang paling parah dibanding sebelumnya. Meskipun begitu, warga tak bersedia untuk mengungsi. Warga memilih bertahan di rumah.
“Kalaupun ada yang mau mengungsi, kami sudah siapkan di Baperkam sama di kantor LPPM Kelurahan. Tapi warga pada nggak mau,” ucapnya.
Berbeda dengan banjir di wilayah lain yang cepat surut, banjir di Karanganom justru bertahan cukup lama. Hingga sore kemarin (sebelum hujan turun dan menggenangi lagi), air belum spenuhnya surut. Walaupun sudah disedot oleh tim dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dibantu oleh aparat TNI/Polri.
“Kami menerima permintaan untuk penyedotan genangan air yang ada di wilayah Karanganom. Sehingga kami turunkan 1 unit kendaraan pemadam kebakaran untuk melakukan penyedotan genangan banjir,” ucap Nurjaman, kepala Seksi Kesiapsiagaan, Operasi dan Investigasi Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Cirebon, tadi malam.
Nurjaman mengaku, cukup kesulitan saat memindahkan air genangan banjir. Pasalnya, di lokasi tersebut tak ada saluran air yang memadai untuk menampung limpahan air. Sehingga, dengan terpaksa pihaknya memindahkan buangan itu ke drainase yang berada di sisi sebelah timur Jalan Kalijaga.
Dengan demikian, selang air pun diarahkan ke drainase melalui permukaan Jalan Kalijaga, yang kondisi lalu lintasnya cukup ramai. “Kalau airnya disedot ke mobil pemadam, nanti kurang efektif. Karena harus bolak balik. Makanya, kami putuskan untuk membuangnya ke drainase yang ada di sisi jalan sebelah sana,” ucapnya.
Bunari, salah satu warga RT 01 yang rumahnya kerap tergenang banjir mengatakan, penyebab banjir di wilayah tersebut karena hanya satu drainase untuk mengalirkan air dari wilayah tersebut. Kondisi drainase sudah tidak mendukung karena terlalu kecil. Tak sebanding dengan debit air yang menggenangi kawasan tersebut.

0 Komentar