Tanggul Cimanuk Kembali Ambles

Tanggul Cimanuk Kembali Ambles
0 Komentar

KERTASEMAYA- Di tengah wabah virus corona atau Covid-19, kekhawatiran dan rasa waswas warga Blok Rengaspayung Desa/Kecamatan Kertasemaya bertambah. Pasalnya, tanggul Sungai Cimanuk yang sudah diperbaiki sebelumnya, kembali ambles, Rabu (1/4).
Pantauan Radar Indramayu, tanggul yang ambles memiliki kedalaman setengah meter dan panjang sekitar 100 meter. Akibatnya, saluran pembuangan air limbah (SPAL) yang dibangun bersamaan pembangunan tanggul ikut rusak. Bahkan, tiga bangunan rumah warga di sekitar tanggul juga nyaris ambles.
Sekertaris Desa Kertasemaya Widy Santosa menuturkan, amblesnya tanggul sudah mulai terlihat satu minggu pasca perbaikan terakhir. “Kondisi semakin parah sejak dua hari yang lalu saat Cimanuk meluap ditambah curah hujan yang tinggi,” tuturnya.
Akibatnya, lanjut Widy, tanah tanggul bergeser dan membuat SPAL yang terbuat dari beton patah, sehingga air pembuangan air hujan dari jalan dan pemukiman warga tidak dapat tersalurkan dan menggenangi titik tanggul yang ambles.
“Pasca hujan deras, bagian SPAL yang ambles digenangi air hujan jadi seperti kolam. Imbasnya kan air rembes masuk kedalam tanah tanggul. Sekarang kondisi Sungai Cimanuk sedang melaup terus, sangat mengkhawatirkan sekali,” katanya.
Lebih lanjut, dikatakan Widy, tanah tanggul Sungai Cimanuk yang masih labil membuat proses perbaikan yang terus dilakukan seakan tidak ada hasilnya, karena tanggul kembali ambles.
Kondisi itu, sebutnya, membuat warga sekitar tanggul merasa cemas karena longsoran semakin melebar dan mengancam pondasi dua rumah warga. “Ada tiga bangunan utama rumah warga yang jaraknya berapa senti lagi terkena dampak ambles. Desa sendiri sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak, untuk mencari solusi yang terbaik agar tanggul tidak ambles terus,” ujarnya.
Ditambahkan Widy, usai diperbaiki pada akhir Desember 2019, tanggul sudah berapa kali diperbaiki karena terus ambles. “Sampai sekarang, tanggul kembali ambles dan warga waswas karena curah hujan masih tinggi dan air sungai meluap,” ujarnya.
Sementara itu, Entin warga yang terkena dampak langsung tanggul ambles mengaku, dirinya kehilangan sebagian tanah yang biasanya digunakan sebagai dapur. Dirinya berusaha memasang patok dari bambu untuk mencegah longsoran tidak merembet ke bangunan utama rumah, tetapi tidak membuahkan hasil.

0 Komentar