Terkendala Kuota dan Usia

operasi-yustisi
OPERASI YUSTISI: Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Kuningan melaksanakan operasi yustisi dan membagikan masker gratis kepada masyarakat sebagai antisipasi penyebaran Covid-19 yang kembali melonjak.Foto: m taufik/radar kuningan
0 Komentar

CIREBON- Penantian 10 tahun Sukena, calon jamaah haji (calhaj) Kota Cirebon untuk bisa berangkat haji tahun ini pupus sudah. Ia tak dapat menunaikan Rukun Islam ke-5 itu setelah terkendala syarat usia yang diberlakukan Arab Saudi. Jika pun tak ada syarat usia, tetap saja ia tak bisa berangkat. Sebab, pengurangan jumlah kuota calhaj tahun ini.
Kantor Kementerian Agama Kota Cirebon telah  memastikan sebanyak 158 calhaj bakal berangkat pada musim haji tahun 2022 ini. Di antara 158 calhaj itu, tak ada nama Sukena.
Ya, Sukena yang kini berusia 81 tahun itu tidak dapat berangkat, imbas dari syarat yang ditetapkan oleh Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi menetapkan aturan calhaj yang berangkat berusia paling tinggi 65 tahun 0 bulan per tanggal 30 Juni 2022, paling rendah 18 tahun serta sudah menerima vaksinasi Covid-19.
Tak hanya itu, 2 anak, yakni Sukiman (52) dan Tarsini (47), serta seorang menantunya Neni Yani (49) juga tak bisa berangkat. “Iya kemarin kata anak saya tidak bisa berangkat tahun ini. Mudah-mudahan tahun depan bisa berangkat bareng anak anak dan mantu,” ungkap Sukena saat ditemui Radar Cirebon di Jalan Sekar Kemuning RT 02 RW 03 Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Selasa (10/5).
Dengan kondisi yang sudah lansia, tentu semua proses pengurusan ibadah haji ia serahkan pada anak-anaknya. Termasuk terkait dengan informasi keberangkatan. Maka itu, Sukena mengaku tak terlalu memikirkan, walaupun rencana beribadah ke Tanah Suci harus tertunda untuk yang ketiga kalinya.
Kendati begitu, tak dapat dipungkiri, ada kesedihan yang terpendam karena tak bisa menunaikan ibadah haji tahun ini. Sebab, untuk bisa mewujudkan impiannya ke Tanah Suci, Sukena mengaku harus menabung selama bertahun-tahun. Sedikit demi sedikit ia sisihkan penghasilannya dari berjualan sayur di Pasar Harjamukti  untuk berangkat haji. “Dulu sama suami jualan kangkung di pasar. Tapi kemudian suami ibu kecelakaan, tidak bisa jualan lagi,” ungkapnya.
Meski sudah tak ditemani sang suami untuk berjualan sayur, namun ia mengaku tetap gigih untuk menabung. Namun sayangnya, sekitar 7 tahun lalu ia mengalami insiden yang menyebabkan kakinya patah, dia tidak lagi berjualan sayuran dan memilih di rumah saja bersama anak bungsunya. Dengan apa yang terjadi ini, ia pun mengaku ikhlas. Ia yakin, tahun depan kesempatan itu akan ia dapatkan.

0 Komentar