Upah Buruh Tandur Rendah, Risiko Kehilangan Nyawa

buruh-tandur
Profesi buruh tandur makin langka. Bahkan, upah yang mereka dapat terbilang minim. Foto: Kholil Ibrahim/Radarcirebon.id
0 Komentar

INDRAMAYU, RADARCIREBON.ID – Kecelakaan maut yang menimpa rombongan buruh tandur asal Blok Bojongraong, Desa Tanjungkerta, Kecamatan Kroya, Jumat (13/1/2023), mengundang keprihatinan banyak pihak.

Prihatin, lantaran risiko yang dialami buruh tandur tak sebanding ketimbang upah yang didapat. Sampai ada yang harus kehilangan nyawa.

Saban memasuki musim tanam, jasa kuli tanam padi alias buruh tandur lagi benar-benar dibutuhkan. Sementara, keberadaan mereka semakin sulit dicari.

Baca Juga:Tugas Berat Wujudkan Zero Stunting, PPJ Siap Kolaborasi dengan Lintas SektorEmbarkasi Haji Indramayu Bakal Dibuka 2023, Lohbener Bersiap Jadi Pusat Oleh-oleh Haji

Sudah berlangsung lama. Semenjak kebanyakan warga memilih bekerja keluar negeri menjadi TKI atau buruh pabrik, ketimbang bermandi lumpur di sawah.

Tak terkecuali di Bumi Wiralodra, yang meski disebut sebagai salah satu daerah lumbung padi nasional.

Di wilayah barat Kabupaten Indramayu, hanya ada sejumlah kecamatan yang masih terdapat kelompok-kelompok buruh tandur. Paling di kenal yaitu pasukan buruh tandur asal Kecamatan Kroya dan Bongas.

Disana, grup buruh tandur merupakan kumpulan orang-orang dari beberapa RT atau blok. Jumlahnya sekitar 20-30 orang per rombongan.

Diantara mereka ada yang memiliki ikatan persaudaraan atau tetangga. Mayoritas perempuan, usia lanjut. Di atas 50 tahun.

Itulah kenapa, buruh tandur dari dua kecamatan bertetangga itu mendapat order atau pekerjaan tanam lebih banyak. Sampai menjelajah ke luar wilayah kecamatan bahkan kabupaten.

Merekapun harus menggunakan kendaraan roda empat untuk menuju lokasi yang dituju. Biasanya mobil bak terbuka, seperti pikap. Berdesakan, bergelantungan. Risiko berat itulah bermula.

Baca Juga:Budi Daya Semanggen Lagi Ngetren, Petani Inbar Raup Rp5 Juta Per Hektare Setiap Panen  Jadwal Sholat untuk Wilayah Kota Cirebon, Jumat 13 Januari 2023

“Pilihnya mobil bak terbuka biar bisa muat semua. Ada yang di atas, di bawah, ada yang gelantungan. Resiko nyawa mengintai selama perjalanan,” kata Waryono Batak, tokoh petani asal Kecamatan Kandanghaur, Jumat (13/1/2023).

Ia mengakui, grup buruh tandur paling terkenal dari wilayah Inbar, berasal dari Kecamatan Kroya dan Bongas. Terkenal guyub, ulet dan mau diminta bekerja tanam padi dimana saja.

0 Komentar