CIREBON – Sejak merebaknya wabah virus corona atau Covid-19 di Tiongkok, dan menyebar ke 50 negara, permintaan masker meningkat. Hal itu pula yang menyebabkan masker semakin langka di pasaran. Harganya juga mengalami kenaikan.
Kenaikan harga masker itu juga membuat distributor atau Pedagang Besar Farmasi (PBF) membatasi penyaluran masker kepada apotek. Bahkan diakui oleh salah seorang pegawai apotek yang berada di Jl Jendral Sudirman.
Pihak apotek hanya bisa mengambil stok 3 box masker saja per bulannya. “Dari PBF-nya juga kita cuma bisa ngambil 3 box saja,” ujar Arif, salah satu pegawai apotek kepada Radar Cirebon, Minggu (1/3).
Baca Juga:Deadline Sudah Lewat, PKL Buah di Harjamukti Keberatan RelokasiPenyerahan BRT Tunggu Kemenhub, Kelengkapan Administrasi Lagi-lagi Jadi Pengganjal
Menurut Arif, selain membatasi pembelian masker, permintaan yang tinggi akan masker juga menyebabkan harganya meningkat. Biasanya satu box yang berisi 50 pcs itu dibandrol dengan harga Rp 45 ribu-Rp 50 ribu. Namun saat ini meningkat mencapai Rp 150 ribu-Rp 175 ribu.
Sehingga hal ini juga berpengaruh terhadap harga satuanya yang biasanya Rp 1.000-Rp 1.500/helainya menjadi Rp 4 ribu-Rp 5 ribu/helai. “Kalau kita sih ikutin harga dari pemasoknya saja,” ungkapnya.
Meskipun begitu, Arif mengaku tidak membatasi penjualan
kepada masyarakat. “Kalau ke masyarakat sih tidak kita batasi,” lanjutnya.
Merebaknya virus Covid-19 memang membuat masyarakat menjadi
lebih waspada. Terlebih pemberitaan soal virus ini juga telah menjadi
perbincangan dalam 2 bulan terakhir. Maka tak heran bila kemudian permintaan
terhadap masker meningkat.
“Sekarang order
masker juga sudah mulai susah. Ya mungkin alasanya karena virus corona,” ungkap
Dewi, pegawai apotik yang berada di Jalan Perjuangan.
Sementara itu, Kepala Seksi Sarana Pengendalian dan Pemberantasan (P2P) Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Narliani Siti Maryam mengatakan, kelangkaan yang terjadi pada masker memang mulai terjadi sejak merebaknya virus corona. Selain itu permintaan akan masker juga semakin meningkat. Khususnya untuk para tenaga kesehatan.
“Kalau sekarang memang sedang mengalami kelangkaan. Di provinsi pun sama. Termasuk di kita. Selain itu, kalaupun ada juga mahal karena memang stoknya menipis,” ungkapnya. (awr)