07 Bedeng Batu, Kelurahan Pekiringan. Kontur wilayah ini memang rendah. Namun
meski rumah-rumah warga sudah ditinggikan, air tetap masuk dengan ketinggian
bervariasi. “Di sini sudah biasa banjir. Tapi nggak sampai sejam biasanya udah surut lagi,” kata warga RT 03,
Nika Yulistika.
Selain permukiman penduduk, genangan dengan tinggi
bervariasi terjadi di sejumlah ruas jalan utama. Yang terparah adalah Jl
Pasuketan, Jl Bahagia hingga kawasan Talang. Kemudian di Jalan Cipto
Mangunkusumo. Ketinggian air mencapai 20-40 centimeter.
Akibatnya, puluhan kendaraan, baik roda dua dan empat
terjebak banjir. Bahkan, tak sedikit pengendara yang harus menuntun kendaraanya
karena nekat menerobos banjir. “Kalau
hujanya besar memang sudah biasa ada genangan. Tapi ini lebih parah. Biasanya
sebentar juga surut, ini tumben lama,” ujar Fadli (28) seorang pengendara.
Baca Juga:27 Sekolah Meriahkan Lomba PAISetelah Dua Bulan, Akhirnya Penyebab Kematian Remaja Kuningan di Ciperna Diketahui
Genangan di Jalan Cipto Mangunkusumo juga menyebabkan
Cirebon Super Block (CSB) Mall ikut tergenang. Begitu juga Kawasan Sasana
Budaya. Ruas jalan lain yang terpantau alami genangan adalah Jalan Sutomo dan
Jalan Nyi Mas Gandasari dan Jalan Gudang. Kondisi serupa juga terjadi di Jalan
Ampera dan Jalan Garuda dan Jalan Bima.
Banjir di jalan utama merupakan luapan dari drainase
permukiman di sekitarnya. Ketua RW 02 Karangmoncol, Kelurahan Pekalipan, Aminah
menginformasikan, puluhan rumah terendam di wilayahnya. Ketinggian air rata-rata
mencapai paha orang dewasa.
Koordinator Pusdalops Kantor Penanggulangn Bencana Daerah
(KPBD) Kota Cirebon, Aji Akbar mengatakan, banjir yang terjadi di sejumlah ruas
jalan di Kota Cirebon merupakan banjir lokal. Hal tersebut terjadi karena
intensitas hujan yang cukup tinggi namun tidak tertampung oleh sistem drainase
yang ada.
“Berdasarkan pemantauan yang dilakukan oleh tim, tidak ada
potensi luapan sungai. Hujan yang terjadi hanya terjadi di Cirebon saja. Luapan
air justru di saluran saluran drainase,” ungkapnya.
Ia pun menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada.
Pasalnya berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG),
puncak musim hujan akan terjadi hingga bulan Maret. Sehingga potensi hujan
dengan intensitas seperti yang terjadi kemarin masih berpotensi berulang.