CIREBON – Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat sekitar 4,8 juta rumah tangga (keluarga) di Indonesia berada dalam kondisi miskin dan sangat miskin (kemiskinan ekstrem).
Hal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhajir Efendi saat berada di Universiras Muhamadiyah Cirebon (UMC), Sabtu (7/3).
“Pekerjaan pemerintah saat ini yang harus dituntaskan untuk menekan agar jumlah keluarga ini tidak semakin bertambah. Tidak hanya kewajiban pemerintah (pusat) tapi juga pemerintah daerah. Caranya tentu saja dengan sejumlah program, di antaranya dengan pemberian modal UMKM dan sebagainya. Itulah cara yang bisa dilakukan agar kemiskinan bisa tertata,” ungkapnya.
Baca Juga:Dua Kelompok Remaja Kampung Terlibat Tawuran di KesuneanJelang Muktamar Muhammadiyah Ke-48, UMC Gelar Seminar Ini
Menurut mantan Mendikbud ini, ada tiga kategori miskin yakni miskin struktual, miskin parsial dan miskin kuktural.
“Miskin struktural misalnya, tingkatan kemiskinan ini misalnya lebih disebabkan oleh adanya peraturan pemerintah maupun peraturan-peraturan daerah yang menguntungkan pihak yang bukan orang miskin. Sehingga membuat orang miskin semakin miskin. Kenapa itu bisa terjadi, karena wakil-wakil rakyatnya bukan dari orang miskin, sehingga tidak sensitif pada kemiskinan, yang jadi ukuran kepentingan dirinya saja,” ujarnya.
Sedangkan kemiskinan sparsial terjadi, sambung Muhajir Efendi, karena berada di kantong kemiskinan yang ketiadaan akses ekonomi.
“Karena itu pak Presiden Joko Widodo membangun infrastruktur besar-besaran, agar terbuka akses ekonomi, akses UMKM. Sedangkan kemiskinan kultural, kemiskinan ini akibat budaya. Karena banyak masyarakat indonesia yang senang jadi orang miskin. Tapi untuk memotong mata rantai kemiskinan kultural ini bisa dilakukan di antaranya dengan memunculkan kepedulian para orang-orang kaya untuk menyantuni orang miskin,” pungkasnya. (rdh)