Rupiah Berpotensi Tembus 15.500 per Dolar AS

Ilustrasi pertukaran uang Rupiah-Dollar Amerika Serikat.
Ilustrasi pertukaran uang Rupiah-Dollar Amerika Serikat.
0 Komentar

JAKARTA – Dahsyatnya gempuran virus
Corona atau Covid-19 terhadap pasar keuangan menyebabkan nilai tukar Rupiah
terus melemah ke level 5 ribu per Dolar AS. Bahkan, ekonom memperkirakan nilai
tukar Rupiah terhadap Dolar AS masih akan terus tertekan hingga posisi 15.500.

Peneliti Institute for Development
of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda menilai, pelemahan nilai tukar
Rupiah akan terus terjadi lantaran pemerintah tak mampu dalam mengantisipasi
wabah corona terhadap perekonomian nasional.

“Pasti akan terus melemah
karena wabah corona ini. Terlebih pemerintah seperi gagap menangani wabah
corona ini,” ujarnya kepada Fajar Indonesia Network/Radar Cirebon Group,
Selasa (17/3).

Baca Juga:Imbas Corona: Disdukcapil Indramayu Hentikan Pelayanan Tatap MukaMasih Beri Layanan, Disdukcapil Tunggu Keputusan Pusat

Kondisi demikian, melemahkan Indeks
Harga Saham Gabungan (ISHG). Kemarin (17/3), IHGS dibuka terjun bebas di level
terendah yaitu 4.467 atau turun hingga 4,7 persen. Itu karena investor asing
melakukan aksi jual.

“Hal tersebut memperparah
kondisi IHSG dan Rupiah. Saya kira mungkin akan tembus sampai Rp15.500,”
ucapnya.

Ekonom INDEF lainnya, Ariyo DP
Irhamna menilai jika apa yang dilakukan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau
The Fed melalui kebijakan moneter (Quantitative Easing/QE) seharusnya nilai
tukar Rupiah menguat. Namun kenyataannya sebaliknya.

“The Fed baru saja melalukan
QE yang seharusnya berdampak pada pelemahan USD terhadap mata uang lain. Namun,
tampaknya psikologis pasar berbicara lain, sehingga nilai tukar USD terhadap
IDR malah menguat,” ucapnya kepada Fajar Indonesia Network.

Sementara itu, Kepala Riset Monex
Investindo Futures Ariston Tjendra melihat kekhawatiran pasar terhadap
penyaberan virus corona yang semakin meluas menyebabkan Rupiah masih belum
membaik.

“Semalam walstreet jatuh dalam
lebih dari 12 persen. Tapi Pagi ini indeks Nikkei bergerak positif, S&P
Futures juga demikian. Mungkin berita persiapan stimulus dari pemerintah AS
membantu mengangkat sentimen sebagian pelaku pasar,” kata Ariston.

Saat ini, kata dua, Pemerintah AS
masih bernegosiasi dengan senat untuk menggelontorkan paket stimulus yang lebih
besar. Begitupun dengan pemerintah Selandia Baru, yang juga merilis stimulus
NZD 12,1 miliar pagi ini, serta Bank Sentral Australia juga mempersiapkan
stimulus moneter lanjutan.

0 Komentar