Terpisah, Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon Nanang Ruhyana mengaku saat ini masing-masing divisi di gugus tugas sedang membuat kajian terkait opsi-opsi yang nantinya akan diterapkan saat PSBB. Nanang mengatakan PSBB bukan berarti menyeluruh untuk semua wilayah di Kabupaten Cirebon.
Ada opsi yang muncul, yakni PSBB dilakukan secara parsial untuk wilayah-wilayah yang dianggap rawan Covid-19. “Jadi kemungkinannya ada dua sekarang. Apakah PSBB secara total atau PSBB secara parsial, di mana hanya wilayah-wilayah tertentu saja yang diberlakukan. Ini baru akan kita kaji besok (hari ini, red),” katanya.
Sementara itu, tokoh muda Cirebon Andri W Kusuma mengatakan setuju denga rencana pelaksanaan PSBB. Terpenting, kata Andri, pelaksanaannya terukur dan terencana dengan baik. “Kondisinya kan pasti berbeda antara di Cirebon dan di Jakarta ataupun Bandung. Jadi PSBB bisa disesuaikan dengan situasi di daerah masing-masing,” jelasnya, kemarin.
Ia mengingatkan Pemkab Cirebon untuk terus melakukan penyekatan di setiap pintu masuk. Pemeriskaan ketat harus dilakukan. “Tentu biayanya akan sangat besar baik dalam perpektif kesehatan maupun biaya sosial yang harus ditanggung. Tinggal disesuaikan saja dengan kondisi di daerha, apakah PSBB secara total atau secara parsial, tapi tidak mengurangi nilai PSBB itu sendiri,” tandasnya.
Sebelumnya, Walikota Cirebon Nashrudin Azis juga sepakat dengan PSBB provinsi. Azis mengatakan itu merupakan keputusan yang paling baik dan langkah paling efektif untuk bisa menekan bahkan memenuhi target menyelesaikan Covid-19.
Kota Cirebon, menurut Azis, sudah siap jika Pemprov Jabar akan menerapkan PSBB tingkat provinsi. “Rencana provinsi tentang PSBB merupakan harapan dari Pemkot Cirebon juga. Sudah klop dan kami siap melaksanakan. Terkait prosedur apa yang akan dilakukan selama masa PSBB, kami menunggu petunjuk dari Pemprov Jabar,” kata Azis. (ono/dri/RC)