HOUSTON – Pelayat berpakaian hitam, beberapa dari mereka mengenakan kemeja dengan kata-kata “Aku tidak bisa bernapas” berkumpul pada hari Selasa (9/6/2020) di sebuah gereja di Houston, Amerika Serikat. Mereka hadir untuk pemakaman George Floyd. Yang kematiannya memantik gelombang protes atas rasisme di berbagai belahan dunia.
Sementara di luar gereja, jalan-jalan dipenuhi dengan bendera-bendera Amerika, dan karangan bunga yang ditumpuk di sekitar foto Floyd.
Prosesi pemakaman akan melakukan perjalanan sekitar 24 kilometer di Taman Memorial Houston di Pearland, Texas. Jenazah Floyd akan dibawa ke pemakaman dengan kereta kuda.
Floyd, seorang warga Amerika keturunan Afrika berusia 46 tahun yang tumbuh di Kota Texas, meninggal pada 25 Mei atas kekerasan yang diterimanya dari seorang perwira polisi kulit putih di Minneapolis.
“Itu adalah hal terburuk yang pernah saya bayangkan, menyaksikan dia berubah dari berbicara dan bernafas menjadi membiru,” kata Godfrey Johnson, 45, ketika dia tiba di gereja. Johnson bersekolah di sekolah menengah Floyd dan bermain sepakbola bersamanya.
Sekitar 500 orang diundang ke pemakaman, yang mengikuti upacara peringatan pekan lalu di Minneapolis dan Raeford, kota Carolina Utara tempat Floyd dilahirkan.
Di antara mereka yang tiba di gereja adalah Perwakilan AS Sheila Jackson Lee dan anggota Kaukus Hitam Kongres lainnya; Cal McNair, kepala eksekutif tim sepak bola profesional Houston Texans; dan salah satu pemain Texas, J.J. Watt. Keluarga pria kulit hitam lainnya yang telah ditembak oleh polisi diundang untuk hadir, menurut outlet berita lokal KHOU.
Kematian Floyd telah menimbulkan gelombang protes di seluruh Amerika Serikat dan kota-kota di negara-negara lain terhadap rasisme dan penganiayaan sistematis orang kulit hitam.
Kasus ini juga mendorong Presiden Donald Trump ke dalam krisis politik, yang berulang kali mengancam akan memerintahkan militer turun ke jalan untuk memadamkan protes, yang sebagian besar telah damai.
Sementara aktivis dan beberapa politisi di seluruh negeri telah menyerukan pengurangan anggaran polisi. Sementara Trump menolak seruan tersebut dan mengatakan 99 persen dari polisi adalah “orang-orang hebat, hebat”.