CIREBON – Kepastian pemberangkatan jemaah umrah dari Indonesia, masih menunggu dibolehkannya penerbitan visa umrah oleh Kerajaan Saudi Arabia (KSA).
Meski demikian, untuk penerbangan internasional dari Indonesia ke KSA rencananya sudah mulai dibuka pada bulan September mendatang. Ketika visa umrah sudah bisa diterbitkan KSA, Forum Komunikasi dan Silaturahmi Penyelenggara Travel Umrah dan Haji (FKS Patuh) Jawa Barat akan memprioritaskan pemberangkatan ratusan ribu calon jemaahnya. Sebab, mereka tertunda pada saat pemerintah KSA menyetop penerbitan visa umrah.
Pengurus FKS Patuh Jawa Barat yang juga Kepala Cabang Travel Umrah Garis Lurus, Rahadian Fadil mengatakan, sepanjang masa pandemi yang berakibat pada penghentian pemberangkatan jemaah umroh, di Jawa Barat ada sekitar 126.079 calon jemaah yang tertunda keberangkatannya.
“Penerbitan visa umroh dari KSA kita belum tahu akan dimulai kapan. Nanti ketika sudah bisa, kita akan memprioritaskan keberangkatan calon jemaah umrah yang tertunda dulu. Tidak dulu membuka pendaftaran calon jemaah baru,” ujarnya, di sela Agenda Forum Diskusi FKS Patuh Jabar, Kamis (16/7).
Dia mengakui jika dari ratusan ribu calon jemaah umroh yang tertunda keberangkatannya tersebut, tidak sedikit yang mengajukan refund dan memilih untuk membatalkan rencana keberangkatanya, karena memang kepastian dibolehkanya pemberangkatan umroh dari pemerintah KSA juga masih belum jelas.
Meski demikian, untuk rencana penerbangan internasional dari Indonesia ke KSA, informasi yang mereka dapatkan dari pihak maskapai Saudi Airlines, sudah mulai beroperasi pada September mendatang, dengan rute Cengkareng-Jeddah.
Pihaknya mendorong agar maskapai Garuda Indonesia juga segara mengoperasikan rute penerbangan Kertajati-Jeddah untuk melayani banyaknya jemaah umroh asal Jawa Barat. Sehingga lebih memudahkan warga Jawa Barat dalam menempuh perjalanan ke tanah suci.
Wakil Walikota Cirebon, Dra Eti Herawati berharap, jamaah umrah bisa diterbangkan dari Bandara Kertajati. Selain itu, ketika penerbangan umrah sudah mulai dilakukan, transitnya bisa menggunakan akomodasi hotel-hotel yang ada di Kota Cirebon. (azs)