KAYUHAN sepeda di depan Golden Stik, Cimanggis, Kota Depok, itu menjadi yang terakhir. Hadi Mustofa Juraid (55) meninggal mendadak kerena serangan jantung. Dokter Spesialis Jantung di Cirebon mewanti-wanti; olahraga, jangan sampai terlalu loyo.
Dokter itu adalah H M Edial Sanif SpJP FIHA. Dia banyak berkomentar. Seputar olahraga. Gaya hidup. Dan ambisi. Perlu disampaikan, ini di luar konteks meninggalnya almarhum Hadi Mustofa yang merupakan mantan staf khusus Menteri ESDM Ignasius Jonan itu.
Faktor usia tidak sedikit memberikan pengaruh. Apalagi memasuki kepala empat. Risiko bisa terjadi terhadap siapapun. Kapanpun. Entah tanpa gejala/riwayat sebelumnya. “Kelainan jantung itu bisa saja tidak dirasakan sebelumnya,” tegas Edial, Minggu (19/7).
Lalu? Olahraga adalah faktor pencetus. Bila tidak dijalankan sesuai porsi. Maksudnya, olahraga tetap dianjurkan. Namun, dengan tetap mempertimbangkan kondisi fisik. Jangan sampai tubuh dibuat kaget. Tiba-tiba olahraga berat, sedangkan sebelumnya hanya aktivitas; makan, tidur, ngopi, merokok.
Berlaku untuk apapun jenis olahraga itu. Apalagi bagi pemula, pemanasan sebelum aktivitas wajib dilakukan. Edial kembali memperingatkan, jangan terlalu over aktivitas. Cukup mengatur waktu olahraga dengan sewajarnya. Karena menurutnya kemampuan jantung itu terbatas. “Apalagi kalau olahraga bersama teman. Biasanya adrenalin lebih meningkat,” sambung Edial.
Adrenalin ini kerap diunggulkan dan melupakan kemampuan tubuh untuk beraktivitas. Karena bersama teman terbesit kecenderungan selalu ingin terlihat gagah-gagahan. Sehingga risiko kelelahan dan jantung mempompa darah lebih cepat dipastikan terjadi.
“Adrenalin berlebihan, padahal fisik tidak mampu lagi. Sehingga terjadi komplikasi dan serangan jantung,” sambungnya.
Edial selalu memperingatkan untuk hati-hati ketika akan melakukan olahraga jenis apapun. Siapapun jangan sampai melewatkan pemanasan untuk sekedar meregangkan oto-otot yang kaku. Kemudian waktu olahraga harus juga diperhatikan.
Olahraga yang baik dan sehat, tidak juga harus dilakukan setiap hari. Minimal diberi jeda 1 hari untuk rehat.
Rumus kebugaran adalah, 200 dikurangi usia. Hasilnya adalah jumlah maksimal denyut jantung manusia ketika olahraga dalam 1 menit. Itu untuk olahraga sehari-hari. Bukan untuk atlet.
Misal usia 40 tahun. Angka 200 dikurangi usia. Hasilnya 160. Dan 160 itu adalah maksimal denyut jantung saat olahraga dalam 1 menit. “Kalau lebih dari 160 akan tergeletak di jalan,” kata Edial.