CIREBON – Masyarakat nelayan mengeluhkan kondisi pendangkalan muara dan sempitnya kolam pelabuhan di PPN Kejawanan.
Hal itu membuat nelayan kesulitan saat keluar masuk saat kondisi air sedang surut. Mereka terpaksa harus menunggu pasang untuk bisa keluar masuk.
“Sudah keluar masuknya susah, nah masuk ke kolam kita parkirnya yang susah,” kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) Kota Cirebon, Karsudin, kepada Radar Cirebon.
Disampaikan dia, kapal nelayan yang berlabuh di PPN Kejawanan berjumlah sekitar 250 unit. Dikhawatirkan ke depan akan semakin tak terkendali mengingat pertumbuhan kapal selalu mengalami kenaikan.
Selain di PPN Kejawanan, keluhan serupa juga dialami oleh nelayan tradisional di tiga kampung nelayan yakni, Cangkol, Pesisir Panjunan dan Samadikun. Sedimentasi di muara sungai terjadi sudah cukup lama dan belum ada lagi pengerukan.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan, Dr Bagus Oktori Sutrisna mengatakan, keluhan nelayan tengah diupayakan untuk direalisasikan. “Pengerukan pesisir dan perluasan kolam pelabuhan itu sudah ada program program yang menjadi prioritas. Sedang kita upayakan,” kata Bagus.
Disampaikan dia, kemudahan nelayan keluar masuk pelabuhan sangat berdampak terhadap kegiatan usaha penangkapan ikan. Selain program pengerukan muara dan pesisir serta perluasan kolam pelabuhan, pihaknya juga mengaku tengah fokus untuk program pengembangan kawasan wisata bahari.
Ditargetkan, master plan untuk kawasan tersebut selesai tahun ini. Sementara untuk fisiknya direncanakan akan dimulai pada tahun 2021 mendatang. “Tiga program itu yang sedang kita fokuskan,” ungkapnya. (awr)