Biasanya menjelang lebaran, pembeli mobil MPV bisa cukup banyak. Mengingat ada kebutuhan mudik ke kampung halaman. Tetapi, di lebaran tahun ini, tidak terjadi peningkatan penjualan. Selain karena larangan mudik, juga banyak pekerja yang memilih cari aman dengan kondisi keuangannya. “Ya ibaratnya orang sekarang itu, mobil nomor sekian dulu,” tuturnya.
Sementara tren untuk kelas mobil low cost green car (LCGC) juga tengah mengalami penurunan. Padahal mobil tipe mobil ini sempat menjadi primadona di medio 2018 lalu. Di mana fenomena taksi online membuat masyarakat berbondong-bondong membeli mobil dengan harga yang lebih murah.
Namun dengan semakin meredupnya fenomena tersebut, penjualan mobil LCGC juga turun menurun. “Memang sama dengan yang lain. Tren penjualan mobil juga sering berubah ubah. Tergantung bagaimana masyarakat memandangnya saja,” tukasnya.
Penurunan harga mobil bekas, umumnya bervariasi mulai dari Rp5 juta hingga Rp40 juta. Contohnya saja New Avanza 2015 All New G M/T 1.500 cc, harga mobil bekas awalnya Rp170 juta menjadi Rp165 juta, alias turun Rp5 juta.
Lalu, penurunan harga mobil bekas juga terjadi pada Isuzu New Panther tipe touring tahun 2004 menjadi Rp 80 juta. Awalnya harga mobil bekas berbahan bakar solar tersebut Rp 95 juta, sehingga ada penurunan harga Rp 15 juta.
Bahkan untuk mobil LCGC, harganya sekarang tak sampai Rp65 juta. Itu pun masih bisa dinego.
Pemulihan industri mobil bekas yang mengalami penurunan signifikan akibat pandemi Covid-19 diprediksi memakan waktu 2 bulan sampai dengan 3 bulan. Proyeksi tersebut merupakan temuan dari penelitian dengan tema Pasar Mobil Bekas Indonesia di Masa Normal Baru, yang dirilis OLX Indonesia.
Penelitian melibatkan 895 responden, termasuk dealer, pembeli, penjual personal yang ikut berpartisipasi dalam survei yang dilaksanakan pada 17 Mei hingga 1 Juni 2020. Survei ini juga diperkuat dengan desktop research.
Hasilnya, sekitar 62 persen responden menyatakan adanya penurunan penjualan mobil bekas dari dealer selama masa pandemi Covid-19. Sebanyak 20 persen responden menyatakan dealer juga telah membeli mobil lebih rendah dari harga pasar.
Malaise atau kelesuan industri mobil bekas mulai terjadi selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Saat itu, sedikitnya ada 68 persen dealer yang harus berhenti beroperasi sementara waktu.