KUNINGAN–Ratusan mahasiswa STKIP Muhammadiyah Kuningan yang bergabung dengan aktivis ormas, mendatangi gedung DPRD Kuningan, Kamis (22/10). Mereka menekankan agar Badan Kehormatan (BK) DPRD menepati janji untuk memakzulkan Ketua Dewan Nuzul Rachdy SE.
Awalnya, sekitar pukul 13.30 WIB, massa aksi yang datang merupakan Ormas Islam dan sejumlah santri. Mereka langsung menggelar orasi menggunakan pengeras suara yang dipasang di bak kendaraan terbuka.
Dalam orasinya, mereka menyampaikan aksi tersebut bertepatan dengan momentum Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh setiap 22 Oktober. Beberapa di antara mereka berorasi mendesak agar BK segera menyelesaikan tugasnya dengan baik, hingga membuat Nuzul berhenti dari jabatannya sebagai ketua DPRD.
Tak lama kemudian, ratusan mahasiswa yang di antaranya merupakan aktivis GMNI dan IMM STKIP Muhammadiyah Kuningan ini, datang dengan jumlah lebih besar. Mereka dikawal aparat kepolisian dan langsung masuk ke halaman gedung DPRD untuk bergabung dengan ormas.
Tampak ratusan aparat kepolisian pun memberikan pengamanan dengan dikomandoi langsung Kapolres AKBP Lukman Syafri Dandel Malik. Tampak pula puluhan aparat TNI dari Kodim 0615/Kuningan ikut disiagakan, termasuk personel dari Sat Pol PP. Aksi ini pun sempat diguyur hujan ringan, sehingga para pendemo dan aparat terpaksa basah-basahan.
Sempat terjadi adu mulut antara mahasiswa dengan Wakil Ketua BK H Purnama dan tiga anggota lainnya. Para mahasiswa meminta agar Ketua BK dr H Toto Taufikurohman Kosim dapat menepati janjinya soal akan ada keputusan 22 Oktober, terkait pemberhentian Ketua DPRD Nuzul Rachdy.
“Kita minta agar ketua BK dapat hadir di sini. Katanya tanggal 22 Oktober bertepatan dengan Hari Santri sudah ada keputusan, dan siap menurunkan ketua DPRD,” teriak salah satu orator aksi.
Mendengar tuntutan itu, Koordinator BK sekaligus Wakil Ketua DPRD dari Fraksi Gerindra yang beberapa waktu lalu nyaris mengalami kecelakaan lalu lintas di jalan Tol, H Dede Ismail SIP MSi, mencoba menenangkan para mahasiswa. Namun upaya tersebut tidak bisa diterima, sehingga penjelasan akhirnya disampaikan Wakil Ketua BK H Purnama.
“Saya tidak ragu berada di hadapan kalian, karena saya sendiri sebagai ketua pemeriksa. Saya sampaikan, pekerjaan di BK sudah mencapai 90 persen, persidangan sudah dimulai. Saya mohon doa, karena saya harus cermat sesuai harapan kalian. Ini tinggal 10 persen lagi, saya berdiri di hadapan kalian untuk menegakkan kebenaran, bukan kebatilan,” kata Purnama.