Bahkan, kata Edy, untuk Dinkes sendiri, merupakan yang paling banyak jumlah pegawainya yang sempat terpapar Covid-19. “Di kantor Dinkes saja sudah 9 orang, belum lagi dari 22 puskesmas sudah ada 9 puskesmas yang pernah terpapar, hampir setengahnya,” tuturnya.
Edy menambahkan, cukup tingginya angka penularan Covid-19 pada kluster perkantoran, menunjukkan bahwa virus corona ini bisa menyerang kalangan apa saja.
Pada kesempatan itu, Edy menyebut kluster perkantoran sudah mencapai 35 persen dari keseluruhan kantor yang ada di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon. Inspektorat, termasuk Dinkes delapan orang, DLH, Dinsos, sembilan puskesmas, termasuk anaknya yang bekerja di puskesmas, dan sekarang Disnaker ada yang terkena Covid-19. Karenanya, kluster perkantoran ini sudah sekitar 35 persen dari sekian kluster.
Ketua Harian Satgas Covid 19 Kota Cirebon Drs H Agus Mulyadi MSi mengaku sudah menginstruksikan Disnaker untuk tracing. Namun tidak sampai menerapkan lockdown atau menutup pelayanan sementara.
Menurut Gus Mul, pelayanan kepada masyarakat harus tetap berjalan dengan protokol dan sesuai arahan Dinas Kesehatan yang melakukan testing.
Walikota Cirebon Drs H Nashrudin Azis SH menegaskan, semua masyarakat diminta untuk tidak kendor berdisiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Ini merupakan bagian dari ikhtiar agar tercegah dari penularan Covid-19.
“Pengalaman saya, dengan ikhtiar prokes yang ketat saja bisa jebol, apalagi yang leha-leha. Jadi saya ingatkan lagi kita semua harus terus berikhtiar menerapkan prokes, agar terhindar dari penularan. Setelah ini, saya akan kembali gencar turun ke lapangan mengingatkan masyarakat agar patuhi prokes,” tegasnya. (azs/abd)