Pantai Kejawanan ingin meninggalkan kesan kumuh. Sejak akhir 2020 mulai bersolek. Menata lapak pedagang. Menjadi kios semi permanen. Mencoba menghidupkan Wisata Mangrove. Hingga bangun Museum Bahari. Tapi, pengunjung masih harus sabar menunggu.
ADE GUSTIANA, Cirebon
RENCANA ini telah digadang-gadang sebelum pandemi. Disusul membuat master plan. Telah tiga kali dilakukan pembahasan. Melalui forum grup discussion (FGD). Terakhir awal Desember 2020 lalu. Mengundang unsur terkait. Seperti Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (DKOKP) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Serta Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan.
“Master plan disusun di Jakarta. Sampai sekarang kita belum menerima draft final,” ujar Kepala PPN Kejawanan Bagus Oktori Sutrisno kepada Radar Cirebon. Saat ditemui di ruang kerjanya kemarin. Sambil berjanji kalau draft final sudah di tangan akan menyampaikan kepada masyarakat.
Di lapangan garapan masih dilakukan. Kemarin, satu unit beko mondar-madir. Meratakan halaman depan kios yang akan dijadikan food court. Ada 40 kios. Terbuat dari baja ringan. Luas 2×3 meter. Pengerjaan belum sampai 50 persen. Baru rangka dan atap. Masih akan dilakukan instalasi listrik dan air. Juga lantai dialasi keramik.
Halaman kios juga masih tanah lumpur. Kemudian eks lapak pedagang di bibir pantai itu, sebagian besar sudah diratakan. Menyisakan sedikit reruntuhan yang belum dibereskan. Kios itu, juga menghadap ke arah bibir pantai. Atau tepat arah matahari tenggelam. Jarak kios dan pantai tak jauh. Sekitar 20 meter.
Proyeksi ini rencana dilakukan tiga tahap. Bagus belum bisa memastikan kapan revitalisasi besar-besaran mulai dilakukan. Katanya anggaran belum dikantongi. Yang coba diperoleh dengan mengajukan bantuan sana-sini. Besar harapan juga dari kementrian. Melalui Direktorat Jendral Perikanan Tangkap. “Saya berharap sebelum 3 tahun (dari sekarang, red) pengerjaan sudah selesai,” sambungnya.
Termasuk soal anggaran yang dibutuhkan. Berapa besarannya belum diungkap. Alasannya anggaran itu ada pada master plan. Dia tak hapal. “Anggaran dari kami sendiri hanya menyisihkan untuk tempat dinas dan MCK,” terangnya.
Site plan mengacu pada wisata bahari. Dengan 17 item di dalamnya. Yang lumayan menarik perhatian adalah adanya museum. Serta wisata mangrove beserta jogging treknya. Pada site plan yang belum final itu juga terlihat adanya play ground. Pemancingan dan saung. Juga ruang bilas dan salin.