INDRAMAYU – Selama berlangsungnya pandemi Covid-19 di Kabupaten Indramayu telah muncul 7 jenis kluster. Dikhawatirkan, kluster ini akan terus bertambah jika tidak ada pengetatan terhadap pelaksanaan protokol kesehatan. Masyarakat pun diminta untuk tetap berhati-hati dan waspada.
Hal tersebut terungkap ketika berlangsung Rakor Evaluasi Penanganan Covid-19 di Kabupaten Indramayu yang dilakukan secara virtual dari ruang Indramayu Command Center (ICC) bersama dengan para camat, Kepala Puskesmas, dan Kepala KUA se-Kabupaten Indramayu, Rabu (3/2).
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Kabupaten Indramayu, dr Deden Bonni Koswara menjelaskan, 7 jenis kluster tersebut yakni kluster keluarga, kluster kantor, kluster fasilitas kesehatan, kluster pondok pesantren, kluster pengajian, kluster liburan ke Bandung, dan kluster pelaku perjalanan.
Untuk kluster keluarga terdapat 114 kluster dengan 433 kasus, kemudian kantor 25 kluster dengan 138 kasus, fasilitas kesehatan 12 kluster dengan 154 kasus, kemudian pondok pesantren 1 kluster dengan 58 kasus, pengajian 2 kluster dengan 30 kasus, liburan ke Bandung 1 kluster dengan 34 kasus, dan pelaku perjalanan 20 kluster dengan 69 kasus.
Deden menambahkan, kendala dalam penanganan Covid-19 di Kabupaten Indramayu yakni masih adanya sebagian masyarakat yang tidak menganggap Covid-19 sebagai wabah yang berbahaya dan mengancam keselamatan.
Kemudian, lanjut Deden, sebagian masyarakat menganggap bahwa protokol kesehatan kurang efektif dalam mencegah penularan Covid-19 dan sebagian masyarakat juga sudah mulai bosan dengan situasi pandemi dan penerapan protokol kesehatan.
Data hingga Rabu (3/2) jam 12.00, jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Indramayu mencapai 2.973 orang. Dari jumlah tersebut 98 orang meninggal dunia, 2.422 orang sembuh, dan 453 orang dalam perawatan. “Yang harus diwaspadai, dalam satu hari ini (Rabu) ada tambahan 51 kasus positif. Ini tentu harus menjadi perhatiian kita semua,” tegas Deden. (oet)