Untuk Kabupaten Kuningan sendiri, ternyata yang tercapai berada di bawah Rp352.358. Sehingga selisih garis kemiskinan dengan yang dinikmati atau dikonsumsi secara rata-rata dari 139.000 penduduk miskin di Kuningan, menjadi angka indeks kedalaman kemiskinan 2,41, dan diakuinya memang tertinggi di Jabar.
“Tetapi indeks kedalaman kemiskinan 2,41 ini tidak berarti akan berakibat bertambahnya orang miskin, karena yang dihitung itu dari orang miskin itu sendiri. Jadi, kalau terjadi lonjakan kemiskinan di Kuningan, itu kurang pas. Sebab secara angka Kuningan ada di penambahannya itu 16.000 (2019-2020), ada di ranking 13,” katanya.
“Pernyataan Pak Gubernur kita terima. Kita terpacu untuk memperbaiki kondisi. Cuma yang kita kurang pas pernyataan Pak Gubernur adalah bertambahnya orang miskin di Kabupaten Kuningan, terjadinya lonjakan terbanyak orang miskin, padahal bertambahnya hanya 16.000. Dibanding kabupaten/kota lain ada yang sampai diangka 70.000 lebih,” imbuhnya, seraya mengatakan statemennya itu didasari hasil kajian dengan BPS Kuningan.
Meski demikian, dengan adanya pernyataan gubernur tersebut, pihaknya akan menginventarisir berbagai permasalahan yang terjadi di sektor mana saja. Sehingga ke depan, hasilnya akan dijadikan untuk mendorong dan menggenjot Pemkab Kuningan agar indeks kedalaman kemiskinan di Kuningan tidak terlalu jauh jaraknya dari garis kemiskinan.
“Kuningan selain BPS sebenarnya punya. Bahkan di dinsos itu sampai diklasifikasi data-data itu dari desil 1 sampai desil 5. Nanti bisa ditanyakan ke dinsos lebih detailnya. Jadi, kita nanti akan mendesak pemerintah daerah untuk melakukan langkah-langkah, upaya-upaya agar jarak antara garis kemiskinan dengan capaian orang miskin di Kuningan tidak terlalu jauh,” harapnya.
Ikut menjelaskan, Kepala BPS Kuningan Ir Asep Arifin Masur MStat. Terkait statement Gubernur Jabar Ridwan Kamil tentang indeks kedalaman kemiskinan di Kuningan terbesar di Jawa Barat, kata Asep, ia sampaikan terlebih dulu pengertian indeks kedalaman, yakni kesenjangan rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. j
“Jadi misalnya ini garis kemiskinan, di sini kan ada 139.000 orang yang miskin, ini berceceran ada di bawah garis kemiskinan. Ada yang dekat dengan garis kemiskinan, ada juga yang jauh. Nah, kalau dirata-ratakan, rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan, jaraknya inilah yang disebut sebagai indeks kedalaman kemiskinan. Dan itu memang Kuningan merupakan angkanya terbesar dibanding dengan kabupaten/kota di Jawa Barat pada tahun 2020,” papar Asep.
Ranking 13, Bertambah Hanya 16.000

