Pertama di Cirebon, Berawal dari Risih Lihat Sampah Berserakan

Pertama di Cirebon, Berawal dari Risih Lihat Sampah Berserakan
0 Komentar

Limbah plastik yang berserakan itu membuat para anak muda ini risih. Memantik kreativitas untuk memanfaatkan. Dijadikan itu alat musik. Melalui botol-botol plastik. Berirama dengan 7 tangga nada. Berdamai dengan sampah plastik bukan berarti membenarkan konsumsi berlebihan.ADE GUSTIANA, Cirebon
 
TERBUAT dari botol plastik yang diperoleh dari tangan-tangan nakal –yang dibuang sembarangan. Ditemukan di bantaran sungai hingga pelataran rumah. Botol minuman berbagai merek ini dicuci. Disikat hingga benar-benar bersih.
Tutup botol dilubangi menggunakan gunting. Besarnya seukuran jari kelingking anak-anak. Lalu dimasukkan dop dalam lubang itu –untuk menyetel nada atau tuning. Tiap tangga nada dibedakan berdasarkan tekanan angin yang dihasilkan dari pompa manual. Semakin tinggi tekanan, semakin tinggi nada. Juga sebaliknya.
Ada 7 botol atau tangga nada berbeda. Permukaan tutup botol beserta botol kosong yang telah dibersihkan dan di-tuning itu lalu ditempelkan pada kayu. Panjang kayu sekitar 1 meter. Dibentuk berjajar vertikal. Lalu digebuk menggunakan stik. Layaknya stik drum. Tapi lebih kecil. Tapi sama-sama berbentuk bulat pada ujung stik itu.
Dimainkan oleh tangan-tangan piawai. Minggu (18/4) didemokan di Taman Belajar Cikalong (Tabalong) di Kelurahan Larangan, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. Konon musik sampah plastik pertama di Cirebon. Mereka tergabung dalam Komunitas Seni Sinau Tabalong.
Instalasi limbah botol plastik itu dikolaborasikan dengan seruling dan jimbe. Dimainkan jelang bedung magrib. Memainkan musik instrumental. Mempertontonkan kolaborasi yang apik. Sekaligus mengukuhkan musik sampah plastik pertama di Kota Udang ini. “Sebetulnya bukan musiknya. Tapi bagaimana melihat sampah plastik yang merupakan teror bagi bumi,” ujar Zainal Abidin, salah seorang pemuda yang turut aktif mengkampanyekan itu.
Zainal sadar, plastik juga telah membantu kehidupan keseharian manusia. Tapi dari plastik juga mampu membawa bencana. Sampah plastik dianggap sudah menjadi teror bagi manusia. Bom waktu bagi kelestarian lingkungan. Jumlah sampah plastik yang semakin hari semakin banyak, dan juga umur sampah plastik yang begitu panjang menjadi keresahan dan kegelisahan bagi keberlangsungan mahluk bumi. “Bahkan saat manusia mati dikubur, pun harus ditemani dengan banyaknya plastik yang terkubur di dalam bumi,” ungkapnya.

0 Komentar