ANJATAN-Petani di wilayah Inbar semringah. Musababnya, harga gabah mulai mengalami kenaikan. Sempat tertahan di kisaran angka Rp4200-4500 per kilogram, pasca Lebaran harga Gabah Kering Giling (GKG) kini mencapai Rp5000 per kilogram.
Diperkirakan, harganya akan terus terdongkrak seiring akan berakhirnya musim panen padi. Sebagian petani pun memilih menyimpan gabah menunggu harga jual tinggi. “Simpan dulu, baru dijual kalau harganya naik lagi,” kata Pano, petani asal Kecamatan Anjatan, Senin (17/5).
Menurutnya, selain bakal segera tuntasnya musim panen padi, melonjaknya harga gabah dipicu stok di tingkat petani yang mulai menipis.
Mereka yang panen lebih awal, mayoritas menjual gabahnya untuk kebutuhan lebaran. Di samping itu, hasil panen padi setelah hari raya Idul Fitri kali ini kualitasnya dinilai lebih bagus dan minim serangan hama maupun OPT.
Pengepul gabah, Nadi membenarkan. Harga gabah diperkirakan terus melambung, walaupun saat ini harga beras masih relatif stabil. “Untuk harga beras masih stabil sih, tapi nantinya bakalan ikutan naik juga,” ujarnya.
Tanda-tanda bakal naiknya harga beras diawali dengan mulai adanya permintaan dari sejumlah pasar di wilayah DKI dan Jabodetabek. Padahal sebelumnya pada saat Ramadan dan menjelang Lebaran, distribusi beras dari daerah sempat terhenti karena stok di pasar kota-kota besar menumpuk.
“Waktu puasa, beras kita tidak bisa masuk karen disana stok lagi banyak, harganya turun. Sekarang rupanya mulai menipis, minta dikirim lagi. Jadi ada potensi kenaikan harga beras,” jelasnya.
Bapak tiga orang anak ini menambahkan, kenaikan harga gabah maupun beras juga dipicu keputusan pemerintah yang tidak akan mengimpor beras hingga Juni 2021. Hal ini sekaligus menjawab kegaduhan akibat isu impor. Di samping memberikan efek potensi kenaikan harga gabah yang sempat anjlok. (kho)