Lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Kabupaten Cirebon mengindikasikan jika varian baru Covid-19 sudah berada di wilayah ini. Walaupun untuk memastikannya masih perlu pemeriksaan lebih lanjut. Tapi dari penularan dan peningkatan kasus yang begitu cepat, menjadi sebuah indikasi bahwa varian baru sudah ada di Cirebon.===================HAL itu seperti dikatakan Ketua IDI Kabupaten Cirebon dr Ahmad Fariz Malvi Zazam Zein SpPD MM. “Memang belum bisa dipastikan karena dibutuhkan pemeriksaan lanjutan. Dan alat untuk melakukan pemeriksaan secara mendalam itu masih terbatas. Di Jawa Barat hanya ada di Bandung. Tapi secara indikasi, kita mengindikasikan varian baru ini sudah ada di Kabupaten Cirebon dengan banyaknya lonjakan kasus covid yang cukup signifikan,” tuturnya, kemarin.
Indikasi adanya varian baru, kata Fariz, laju penularan Covid-19 yang sangat cepat di Kabupaten Cirebon. “Dulu kan laju penularan Covid-19 itu maksimal cuma dua orang. Itu pun jarang. Nah sekarang laju penularan satu orang bisa mencapai 7 hingga 8 orang. Sehingga dari laju penularannya saja sudah mengindikasikan jika varian baru sudah ada atau sudah masuk Kabupaten Cirebon,” terangnya.
Selain itu, lanjutnya, indikasi gejala kasus Covid-19 saat ini tidak hanya batuk dan pilek. “Sekarang ada orang gejalanya diare ataupun sakit perut, ketika diperiksa ternyata covid. Nah gejala itu (diare dan sakit perut) identik dengan covid varian baru. Itu lagi-lagi menjadi indikasi jika varian baru ini sudah ada di Kabupaten Cirebon,” ujar Fariz.
Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat agar tak abai protokol kesehatan. “Semuanya tergantung masyarakat. Mmasyarakat mau cepat atau lama pandemi Covid-19 ini. Kalau mau cepat berlalu, ya kuncinya adalah terapkan prokes secara ketat. Tidak ada cara lain selain terapkan prokes ketat untuk membendung kasus Covid-19 ini,” ungkapnya.
Fariz melihat di lapangan masyarakat sudah jenuh untuk menerapkan prokes. Banyak masyarakat yang mulai lalai atau abai. Misalnya untuk penggunaan masker, masih ada yang abai. “Masyarakat harus lihat sekarang hampir semua rumah sakit sudah penuh. Sekali lagi masyarakat harus sadar untuk tetap terapkan prokes secara ketat,” tandas Fariz.