Belantika batik Cirebon berduka. Desainer Batik Studio Pace asal Jepang itu telah meninggal dunia. Covid-19 merenggut Yumiko Kashu.YUDA SANJAYA, Cirebon
YUMIKO– demikian akrab disapa,- adalah lulusan S1 Tekstil di Negeri Sakura. Dia kemudian tertarik dengan batik, lantas meneruskan S2 di Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB).
Gelar master batik pun disandangnya. Sejak 1990-an, Yumiko menetap di Cirebon dan menikah dengan pemilik Studio Batik Pace. Karya Yumiko di bidang batik tak perlu diragukan lagi.
Termasuk kiprah Studio Pace di Cirebon maupun tingkat nasional. Namun, perjalanan itu harus terhenti. Covid-19 merenggut semuanya. “Awalnya (tertular, red) dari mana nggak tahu,” kata Kristo, yang merupakan anak dari Komar, ketika dihubungi Radar Cirebon melalui sambungan telepon seluler, kemarin.
“Ibu Yumiko desainer batik di tempat bapak saya. Sering kedatangan tamu dari luar kota. Tapi belum tentu juga covid itu datangnya dari luar kota. Di Cirebon juga sudah banyak,” tuturnya.
Infeksi Covid-19 di keluarga ini dimulai saat sang ayah sakit. Drop. Gejalanya diare dan demam. Lalu sempat dirawat di RS Mitra Plumbon. Dua hingga tiga hari kemudian pulang dari perawatan. “Ibu Yumiko sebetulnya tidak ada masalah. Seminggu kemudian ngedrop lagi. Tapi beliau ada penyakit bawaan dan darah tinggi,” kata Kristo.
Kemudian pada hari Minggu (27/6) tiba-tiba keduanya kembali drop. “Malam saya masukin ke Rumah Sakit Ciremai. Semua rumah sakit penuh, Gunung Jati, RS Permata. 3-4 jam cari rumah sakit nggak dapat,” ujar Kristo.
Akhirnya setelah berjuang maksimal, keluarga memutuskan dirawat di rumah dengan pendampingan home care. Namun, nasib berkata lain. Wanita kelahiran Hyogo 24 Juli 1960 itu meninggal pada Selasa (29/6) pukul 12.00 WIB.
Dan berdasarkan hasil swab PCR yang keluar pada Senin (28/6/2021) menyatakan positif Covid-19. “Di rumah sakit dites antigen juga positif. Tadinya masih raba-raba covid atau bukan,” kisahnya.
Almarhumah meninggal dunia di Gang Biduri, Kesambi, Kota Cirebon. Untuk pemakaman dibantu Gereja Santo Yosef yang memang memiliki penanganan Covid-19. Kemudian dikremasi. “Kebetulan yang menangani Satgas Covid-19, dirujuk ke Puskesmas Kesambi tetapi lockdown,” kata Kristo.