Sementara itu, PPKM Darurat Jawa-Bali juga mengatur rumah ibadah, di mana harus ditutup sementara. Tak hanya itu, Salat Idul Adha juga tidak dapat dilaksankaan di masjid atau lapangan. “Kami dari DMI (Dewan Masjid Indonesia) Kota Cirebon memberikan dukungan penuh terhadap PPKM Darurat terkait ditutupnya tempat peribadatan,” ujar Sekretaris PD DMI Kota Cirebon Didi Sunardi.
Sedangkan Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (DKOKP) Kota Cirebon Drs Agus Suherman mengungkapkan bahwa PPKM Darurat di Kota Cirebon mau tidak mau harus mengikuti ketentuan di tingkat pusat, provinsi, ataupun daerah. Sehingga, pelaku pariwisata diharapkan mematuhi aturan berkaitan kondisi yang ada.
“Mau tidak mau masyrakat Kota Cirebon melalui pelaku pariwisata untuk bisa men-support dan mendukung penanganan Covid-19. Kita lihat perkembangan kondisi. Tentu memang kalau kebijakan pemerintah daerah harus menutup total, maka kita mendukung kebijakan dari Pemda Kota Cirebon,” ungkap Agus.
Terpisah, Bupati Cirebon Drs H Imron MAg mengatakan kebijakan PPKM Darurat sebagai salah satu ikhtiar menekan penyebaran kasus Covid-19. “Selama dua pekan akan ada PPKM Darurat. Ini berlaku di Jawa dan Bali, termasuk di Cirebon. Tentu akan timbul ketidaknyamanan karena ada pembatasan aktivitas. Kami mohon pengertian dan kesadarannya agar penambahan kasus bisa ditekan,” ujar Imron.
Diterangkan, PPKM Darurat harus berhasil menekan angka penambahan kasus terkonfirmasi. Jika tidak, ia khawatir kebijakan tersebut akan diperpanjang. “Jadi PPKM Darurat ini harus dimaksimalkan. Tetap di rumah dan terapkan protokol kesehatan. Saya minta, ayo sama-sama maksimalkan selama dua pekan ke depan agar tidak naik lagi kasusnya,” imbuhnya.
“Nanti mekanisme penyekatan leading sektornya rekan-rekan dari kepolisian. Kita sudah adakan rapat dengan Polres Ciko dan Polresta untuk menentukan wilayah mana saja dan beberapa titik yang akan dilakukan penyekatan,” sambung Imron.
Sementara itu, Sekretarus Dinkes Kabupaten Cirebon dr Edi Susanto MM mengatakan di masa PPKM Darurat ini pihaknya akan menargetkan swab masal sebanyak 500 sampel setiap hari. Kapasitas tersebut jauh di atas kapasitas normal yang idela yakni 250 sampai 300 sampel per hari. (jerrell/dri)