Pasien isoman, lanjutnya, sangat sulit untuk dirujuk ke rumah sakit. Karena alasan penuh. Itu juga yang membuat khawatir. Jika kondisi pasien isoman di rumah suatu saat memburuk. Belum ada antisipasi yang akan dilakukan. Jika semua RS penuh. “Pusing kita juga nanganinnya. Tiap hari kasus Covid-19 nambah terus,” resahnya.
Heryawan berharap Pemkot Cirebon melakukan sosialisasi masal tentang Covid-19. Katanya, itu dilakukan agar warga tidak panik saat ingin divaksin. “Bagaimana menanganinya supaya warga bisa dapat gambaran yang jelas tentang Covid-19. Jangan sampai punya pandangan Covid-19 enggak ada, hanya rekayasa dan sebagainya,” harapnya.
Ketua RW 9 Guntur Asih, Kelurahan Kecapi, Ahmad Suryani mengatakan, sejauh ini warganya nurut diperintah tidak keluar rumah saat isoman. Tiap RT juga telah membentuk tim PPKM Darurat. Tiap tim ada satu orang yang siaga. Memantau keluhan dan kebutuhan pasien isoman. “Kalau ada yang dibutuhkan, ya kami bantu,” jelasnya.
Di RW setempat, kata Ahmad, ada 19 pasien positif aktif. Mereka isoman di 7 rumah yang berbeda. Yang menjadi keluhan RW setempat adalah keterbatasan obat dari puskesmas. Kondisi rumah warganya, Ahmad menyebut layak. “Kebetulan yang positif rumahnya besar-besar. Kemudian ada juga yang isoman di rumah saya (rumah selain yang sedang ditempati, red),” katanya.
RW 9 Guntur Asih juga belum mengarah untuk menunjuk tempat isoman terpusat. Tiap ada yang terpapar baru, sambung Ahmad, warganya selalu melakukan penggalangan dana. “Akhirnya di-support. Misal ada yang butuh sabun mandi atau keperluan lain,” jelasnya kepada Radar.
Namun Ahmad Suryani berharap agar Pemkot Cirebon menyamakan porsi penanganan pasien Covid-19. Baik yang isoman di hotel, RS, atau rumah. Termasuk soal fasilitas. “Kalau di hotel atau RS kan kebutuhan obat dan pokok sehari-hari terpenuhi. Seperti makan dan lain-lain. Ya mohon, yang isoman di rumah juga diperhatikan,” ungkapnya.
Pun mereka yang isoman di rumah tergolong bukan warga yang berkekurangan, kata RW, tetap saja penghasilan saat pandemi berkurang. Namanya bantuan kebutuhan pokok berupa sembako masih sangat diharapkan. Dibutuhkan. “Warga yang urunan itu, sama saja mereka butuh uang. Dan uang yang diberikan itu hanya seikhlasnya,” pungkasnya.